Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

212 Mart Disebut-sebut Gelapkan Duit, Masih Ingat Omongan Ahok? Jangan Mau Ditipu Pakai Ayat!

212 Mart Disebut-sebut Gelapkan Duit, Masih Ingat Omongan Ahok? Jangan Mau Ditipu Pakai Ayat! Kredit Foto: 212 Mart
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat kebijakan publik, Saidiman Ahmad, ikut menyoroti polemik dugaan investasi bodong yakni Komunitas Koperasi Syariah 212 Mart di Samarinda, Kalimantan Timur. Menurut dia, kasus tersebut merupakan contoh orang-orang yang melakukan penipuan atas nama agama.

"Ini yang dimaksud para penjual agama. Bisa juga disebut para penipu menggunakan agama," cuitnya dalam akun Twitter seperti dilihat di Jakarta, Jumat (7/5/2021).

Baca Juga: Sebut Ketum PA 212 saat Jemput Habib Rizieq di Soetta: Yang Mulai Takbir Pegawai Bandara

Diketahui, kasus dugaan penipuan dan penggelapan investasi 212 Mart tersebut mengingatkan ucapan mantan Gubernur DKI Jakarta, yaitu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yakni 'jangan mau ditipu pakai ayat'.

"Ahok sudah mengingatkan, jangan mau ditipu pakai ayat," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga Samarinda mempolisikan pengurus Komunitas Koperasi Syariah 212 yang digagas oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), karena diduga melakukan penipuan dan penggelapan dana investasi untuk pendirian 212 Mart.

Adapun kerugian yang dialami warga berjumlah cukup fantastis, yaitu ditaksir mencapai lebih dari Rp2 miliar.

Sebagai informasi, Koperasi Syariah 212 Mart adalah sebuah koperasi yang lahir dari Aksi 212 pada 2016 lalu.

Baca Juga: Dengar Kelakuan Jozeph, Novel 212 Geram Nggak Ketulungan Langsung Ngegas: Wajib Dibunuh!

Saat itu ucapan Ahok diduga menyinggung surat Al Maidah saat berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, dan berujung pemenjaraan.

Kemudian Ahok menyatakan, "Jadi, jangan percaya sama orang, kan bisa saja dalam hati kecil Bapak-Ibu enggak bisa pilih saya ya kan? Dibohongi pakai Surat Al-Maidah 51, macam-macam itu. Itu hak Bapak-Ibu ya," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: