Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tahun Ini, BUMN MIND ID Anggarkan Rp29 T untuk Belanja Modal

Tahun Ini, BUMN MIND ID Anggarkan Rp29 T untuk Belanja Modal Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Holding Badan Usaha Milik Negara Industri Pertambangan Mining Industry Indonesia atau MIND ID menganggarkan Rp29 triliun untuk belanja modal atau capital expenditure (Capex) pada 2021.

"Dari Rp29 triliun tersebut, sebesar Rp2 triliun untuk capex rutin dan selebihnya Rp27 triliun untuk proyek-proyek strategis perusahaan," kata Direktur Utama MIND ID, Orias Petrus Moedak, dalam konferensi pers virtual, Jumat (7/5/2021).

Baca Juga: BUMN MIND ID dan Inalum Operating Akan Melantai di Bursa, Simak Bocorannya

Orias mengatakan, salah satu proyek yang membutuhkan anggaran paling besar adalah smelter grade alumina refinery. Smelter itu membutuhkan investasi sekitar US$700 juta-US$800 juta atau sekitar Rp11,5 triliun (kurs Rp14.400 per US$)

"Tahun ini mungkin 70 persen dari nilai proyek," katanya.

Proyek tersebut akan dibangun dengan kapasitas produksi 1 juta ton alumina. Ditargetkan, dapat beroperasi pada 2023. Rencana tahun ini merupakan pengerjaan konstruksi pabrik atau engineering, procurement, and construction (EPC).

Juga capex tersebut dianggarkan untuk rencana pembangunan baterai kendaraan listrik melalui Indonesia Battery Corporation atau IBC. MIND ID dan juga PT Aneka Tambang Tbk masing-masing memegang 25 persen saham di Holding BUMN Baterai ini. Perusahaan ini direncanakan akan membangun industri baterai kendaraan listrik terintegrasi dari hulu sampai hilir.

"Kemudian capex dipakai untuk gasifikasi batu bara, kemudian gasifikasi batu bara porsi spending-nya nanti, tidak masuk sekarang," kata Orias.

Proyek itu direncanakan akan menghasilkan dimethyl ether (DME) sebesar 1,4 juta ton dari batu bara berkadar rendah. Saat ini tengah dilakukan Desain Teknis Rinci Akhir (Front End Engineering Design/FEED) berganda (multiple FEED) secara paralel, penataan lahan pabrik, dan pengurusan perizinan.

Smelter tembaga baru, kata dia, juga masuk dalam alokasi capex tahun ini. Proyek itu tengah dibangun PT Freeport Indonesia dengan kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton per tahun.

Proyek ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2023. Namun, karena adanya pandemi Covid-19, perusahaan memperkirakan akan terjadi keterlambatan menjadi 2024. "Lalu pembangunan smelter tembaga, tembaga kita tergantung lokasinya," katanya.

Juga, kata Orias, terdapat proyek PLTU Pabrik Feronikel Halmahera Timur. Proyek pembangkit listrik ini direncanakan berkapasitas 2x45 MW PLTU dan 3x18 MW PLTD. Ditargetkan, PLTD beroperasi pada 2022 dan PLTU pada 2025.

Saat ini, telah dilakukan proses prakualifikasi calon penyedia listrik fase satu untuk tahun 1-5 dan akan dilanjutkan dengan proses pengadaan listrik jangka pendek MIND ID.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: