Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gak Sia-Sia! Apa yang Prabowo Subianto Lakukan Membuahkan Hasil, Dampaknya Bukan Kaleng-Kaleng!

Gak Sia-Sia! Apa yang Prabowo Subianto Lakukan Membuahkan Hasil, Dampaknya Bukan Kaleng-Kaleng! Kredit Foto: Instagram Prabowo Subianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto, dalam beberapa waktu terakhir ini rajin melakukan kunjungan ke berbagai negara. Di antaranya ke Inggris, Rusia, Jepang, hingga Korea Selatan. Hal ini dilakukan Prabowo dengan tujuan untuk memperkuat dan memodernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista), melalui penjajakan kemungkinan pengadaan dari negara produsen alutsista, terutama yang tidak bisa dipenuhi industri pertahanan dalam negeri. 

Pemerhati Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai positif langkah Menhan. Menurutnya, kesepakatan kerja dan diplomasi pertahanan tersebut akan berdampak positif bagi Indonesia. Baca Juga: 3 Kekuatan yang Bisa Maju di Pilpres 2024, Prabowo-Puan Maharani Kuat

“Hal itu tentu sangat besar pengaruhnya terhadap kekuatan Indonesia dalam peta geopolitik kawasan Asia Pasifik. Apalagi, jika implementasinya dapat berjalan sesuai rencana serta mendapat dukungan yang kuat, terutama dari Presiden dan parlemen,” kata Khairul. Baca Juga: Prabowo Capres Paling Potensial, Gerindra Sesumbar: Punya Kemampuan Penuhi Harapan Masyarakat

Khairul melihat Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sangat serius memodernisasi kekuatan pertahanan, mempercepat pertumbuhan industri dalam negeri, serta mengupayakan pemenuhan kebutuhan alutsista, terutama alutsista yang belum mampu diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri. Namun, Khairul mengingatkan skema-skema kerja sama yang dibahas tetap harus dicermati dengan seksama, terutama yang menyangkut pembiayaan, transfer teknologi maupun peluang kerja sama produksi. 

"Mengingat bahwa diplomasi pertahanan merupakan salah satu sarana dalam proses pencapaian kepentingan nasional, maka implementasinya juga harus dapat dilakukan dengan perencanaaan yang tepat dan memiliki akuntabilitas yang baik,” katanya.

Selain itu, sambung dia, diperlukan telaah yang serius terhadap kesesuaian antara kepentingan nasional yang menjadi tujuan diplomasi pertahanan dengan proses yang meliputi kebijakan nasional dan kebijakan luar negeri, serta hasil yang hendak dicapai. Kesemua hal di atas harus selaras dengan empat prinsip yang dipegang Menhan Prabowo dalam pembangunan kekuatan pertahanan, yaitu tepat guna, geopolitik dan geostrategis, efisiensi anggaran, serta alih teknologi dan o?set. 

Sekadar informasi, berbagai kunjungan Prabowo Subianto telah menghasilkan rencana kerja sama strategis, baik yang menyangkut pengadaan, pengembangan, dan pemeliharaan alutsista seperti pesawat tempur, tank dan kapal selam. Tak hanya alutsista, rencana kerja sama juga meliputi bidang pendidikan, pelatihan dan latihan militer, maupun berbagai rencana strategis lainnya yang menyangkut peningkatan daya saing dan pemasaran produk industri pertahanan dalam negeri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: