Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asing Gotong Royong Bangkitkan Unilever dari Kubur, Akhirnyaaa!

Asing Gotong Royong Bangkitkan Unilever dari Kubur, Akhirnyaaa! Kredit Foto: Lestari Ningsih
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saham perusahaan raksasa pemilik ratusan brand ternama, yakni PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan investor. Bagaimana tidak, saham Unilever terus menunjukkan tren penurunan dalam lima tahun terakhir hingga jatuh ke nyaris ke bawah Rp5.200 per saham. 

Melansir dari RTI, tren penurunan tersebut masih berlanjut hingga awal tahun 2021 ini. Secara year to date (ytd), harga saham Unilever terkoreksi hingga sedalam -21,43%. Dalam kurun waktu yang lebih pendek, harga saham Unilever melemah -8,70% dalam sebulan atau -2,12% dalam sepekan. Baca Juga: Produsen Larutan Cap Kaki Tiga Telan Pil Pahit: Cuan KINO Anjlok Parah, Raib Puluhan Miliar Rupiah

Baca Juga: Boncos! Investor Angkat Koper, Saham Unilever Anjlok ke Harga Terendah dalam 5 Tahun

Seakan bangkit dari kubur, pergerakan saham Unilever berbalik menghijau dan terapresiasi signifikan pada perdagangan hari ini, Senin, 10 Mei 2021. Bursa mencatat, harga saham Unilever terapresiasi 4,52% ke level Rp5.775 per saham pada jeda siang ini. Bahkan, sebelum penutupan sesi pertama, harga saham Unilever menyentuh harga tertinggi di Rp5.875 per saham. Baca Juga: Good Job! Paling Gagah Se-Asia, IHSG Meroket Drastis 0,80% pada Penutupan Sesi I

Lonjakan harga saham Unilever secara signifikan tersebut tidak lepas dari gotong royong investor asing dalam memborong saham Unilever. Dalam setengah hari perdagangan, nilai beli bersih asing atas saham Unilever mencapai Rp8,55 miliar. Sejumlah 27,89 juta saham produsen Pepsodent hingga Kecap Bango ini diperdagangkan sebanyak 12.665 kali dan membukukan nilai transaksi harian sebesar Rp160,18 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: