Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Pabrikan Militer Lockheed Martin Meluncur dengan Keuntungan hingga 23%

Kisah Perusahaan Raksasa: Pabrikan Militer Lockheed Martin Meluncur dengan Keuntungan hingga 23% Kredit Foto: Reuters/U.S. Air National Guard/Miss Julie M. Shea
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lockheed Martin Corporation adalah perusahaan kedirgantaraan, senjata, pertahanan, keamanan hingga teknologi canggih asal Amerika Serikat (AS). Pemasok terbesar dalam sistem serta teknologi informasi untuk militer AS ini adalah salah satu perusahaan raksasa dunia berdasar catatan Global 500, milik Fortune. 

Lockheed Martin beroperasi dalam empat segmen bisnis, yakni Aeronautics, Missiles and Fire Control (MFC), Rotary and Mission Systems (RMS), dan Space. Banyaknya segmen bisnis perusahaan ini mengantarkan Lockheed Martin meluncur ke angkasa dalam pendapatannya dan termasuk laba.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Manulife Moncer, Sukses Panen Cuan hingga 99% Selama Pandemi Covid-19

Fortune mencatat, Lockheed Martin pada 2020 mencatatkan pertumbuhan pendapatannya sebesar 11,3 persen mencapai 59.81 miliar dolar AS, dengan sebelumnya di 2019 hanya mendapat 53,76 miliar dolar.

Sementara itu, karena pendapatannya tumbuh cukup apik, perusahaan dirgantara AS itu mencatatkan laba yang tumbuh 23,5 persen dengan total sebesar 6,23 miliar dolar. Yang tidak kalah penting, sahamnya naik hampir 50 persen dengan nilai 3,12 miliar dolar. 

Dengan sejumlah capaian gemilang di atas, Lockheed Martin memantapkan posisinya dalam jajaran perusahaan raksasa Global 500 di peringkat ke-182 dunia, meroket dari posisi ke-197.

Dari penjelasan sebelumnya, Warta Ekonomi pada Selasa (11/5/2021) akan mengulas secara ringkas kisah perusahaan Lockheed Martin dalam artikel sebagai berikut. Simak selengkapnya tulisan itu di bawah ini.

Akar perusahaan Lockheed Martin telah muncul sejak awal abad ke-20, yang diikuti dengan kisah Glenn Martin. Tahun 1905, Martin muda mencoba membangun dan menerbangkan pesawat layang eksperimental pertamanya. Dengan sejumlah motivasi dari hasil percobaannya, Martin tak lama kemudian memulai pabrik pesawat terbang kecil sambil bekerja sebagai salesman untuk pabrik Ford dan Maxwell.

Uang hasil dari pekerjaannya itu, Martin gunakan untuk membiayai bisnis pesawat terbangnya. Selama waktu ini dia mempekerjakan seorang pria bernama Donald Douglas untuk membantunya mengembangkan pesawat baru. Segera setelah itu, Douglas dan Martin berkolaborasi untuk menghasilkan pelatih penerbangan kecil bernama Model TT yang dijual kepada Angkatan Darat AS dan pemerintah Belanda.

Sempat dipanggil pemerintah AS ke Washington dengan tujuan membantu Angkatan Darat mengembangkan kemampuan udara, Douglas akhirnya memutuskan kembali kepada Martin. Alasannya, birokrasi lambat di pemerintahan membuatnya sangat frustrasi.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: