Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peringati Hari Raya Idul Fitri, Masyarakat Harus Tetap Waspada dan Patuhi Protokol Kesehatan

Peringati Hari Raya Idul Fitri, Masyarakat Harus Tetap Waspada dan Patuhi Protokol Kesehatan Kredit Foto: Ist

”Nah kalau berkerumun lalu ada satu yang kena, itu artinya penyebarannya akan sangat berbahaya. Kalau Cuma satu orang yang kena, misalnya dia kemudian langsung cepat diisolasi, itu akan lebih mudah untuk mengatasi,” jelasnya.

Dirinya mencontohkan kerumunan seperti yang terjadi di Banyuwangi, kemudian yang terjadi di Pati, kemudian sebelum ramadhan di Jambi. Hal ini menurutnya sama seperti di India yang terjadi di sungai Gangga yang kemudian berakibat fatal

”Nah potensi kerumunan itu berbahaya. Oleh karena itu saya pesan, daerah-daerah hijau yang tidak tertular covid tetap menggunakan protokol kesehatan. Tetapi daerah yang orange atau merah yang telah ditetapkan oleh satgas ini sebaiknya sholatnya di rumah saja. Untuk apa? Menjaga diri dan keluarga. Kenapa? Karena kita sayang dengan keluarga,” tutur Amirsyah.

Selain itu dirinya berpendapat, bahwa saat ini sudah zamannya teknologi, sudah ada teknologi canggih. Sehingga ia menyarankan untuk menggunakan teknologi tersebut untuk menyambung silaturahim dan menyapa keluarga.

”Bisa dilakukan silaturahim lewat zoom, silaturahim lewat virtual. Intinya jangan berkumpul dulu untuk sementara, dalam arti kerumunan. Karena itu akan sangat berpotensi untuk membuat kluster baru penyebaran covid. Dan mudah-mudahan ini dapat diikuti oleh masyarakat,” tukasnya.

Dirinya menghimbau agar semua pihak harus kompak bersama, baik itu masyarakat maupun aparat. Karena menurutnya tidak ada artinya himbauan dan ajakan pemerintah maupun para kyai, para ulama kalau tidak diikuti oleh masyarakat. Karena itulah harus ia menyebut bahwa kita harus kompak dalam rangka mempersiapkan ramadhan.

Kemudian Amirsyah juga meminta kepada media agar juga jangan menimbulkan kebingungan di masyarakat. Karena menurutnya, seringkali ada media yang bilang begini kemudian media yang lain bilang begini. Oleh karena itu dirinya menyarankan agar kita harus memiliki keyakinan diri supaya tidak bingung.

”Ada ainul yaqin, setelah melihat banyak peristiwa kemudian kita yakin bahwa ikhtiar harus kita perkuat untuk mencegah. Jadi jangan ikut ajakan dan himbauan orang yang membuat bingung. Yang kedua ilmu yaqin, dengan ilmu, artinya apa? ada ahil, ada peneliti yang mengatakan tentang bahaya covid dan cara pencegahannya,” tuturnya.

Selain itu ia juga menyebut ada 3 hal yang harus dipedomani yaitu wajib iman, jadi keyakinan harus diperkuat. Kemudian wajib aman, jaga diri agar aman jauh dari kerumumna dan yang ketiga wajib imun.

”Nah wajib imun ini kan perlu gizi, gizi ini kan masyarakat harus bergerak, maka itu dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Silahkan mencari nafkah, tetapi harus menggunakan protokol kesehatan yang ketat,” ujarnya mengakhiri.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: