Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Muhadjir Minta Antisipasi Arus Balik Lebaran Jangan Cuma di DKI

Muhadjir Minta Antisipasi Arus Balik Lebaran Jangan Cuma di DKI Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi -

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan, antisipasi arus balik tak hanya dilakukan di Jakarta. Beberapa pusat kota, termasuk masing-masing ibu kota provinsi, juga menjadi perhatian.

"Ibu kota bukan satu-satunya. Ini semua sudah kita hitung termasuk ibukota di setiap provinsi yang nanti juga akan menjadi tujuan arus balik. Ini sudah kita hitung betul, mudah-mudahan nanti perhitungan kita mendekati benar," ujar Muhadjir dalam keterangan tertulis, Minggu (16/5).

Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan (mendikbud) itu mengakui, hal itu bukan sesuatu yang mudah. Meski begitu Muhadjir memastikan aparat akan berupaya maksimal. "Karena ini kan bicara tentang orang, mobilitas, susah untuk dipastikan," imbuhnya.

Baca Juga: Langkah Kemenkes Antisipasi Lonjakan Kasus Klaster Arus Balik Mudik Lebaran

Tetapi dia mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Kementerian Perhubungan, aparat kepolisian, dan TNI dalam melakukan penyekatan dan penindakan ketika masyarakat hendak berangkat mudik.

"Saya kira ini sangat berharga untuk dijadikan dasar kita membijaksanai menyambut kedatangan mereka arus balik ini," puji Muhadjir.

Dia sendiri mengakui, kebijakan larangan mudik tidak sepenuhnya berhasil. Meski begitu, kebijakan itu dinilai sudah cukup efektif membatasi pergerakan orang yang hendak mudik.

"Memang kebijakan peniadaan mudik ini tidak berhasil 100 persen, tapi bukan berarti gagal sama sekali. Secara umum sudah bagus," ucapnya.

Pemanfaatan data historis penanganan peniadaan mudik tahun lalu, pengetatan di jalur-jalur tikus, juga pengenalan modus operandi para pemudik nekat, disebut Muhadjir, berhasil diantisipasi.

Karena itu, tahun ini, jumlah pemudik hanya berkisar 1 juta orang. Berkurang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Pemerintah juga menyiapkan fasilitas tambahan seperti tempat tidur rumah sakit, ruang ICU, serta ketersediaan oksigen. Selain itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah menambah jumlah pelacak (tracer) dari 5.000 menjadi 100 ribu orang.

"Mudah-mudahan ini akan bisa lebih mengefektifkan untuk mencegah terjadinya penyebaran varian baru yang sudah berada di Singapura, Malaysia, Filipina, dan mudah-mudahan tidak sampai seperti yang terjadi di negara yang sangat parah," tandas Muhadjir.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: