Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sukses Bangun ALAMI, Anak Pesantren Ini Sekarang Punya Bank

Sukses Bangun ALAMI, Anak Pesantren Ini Sekarang Punya Bank Kredit Foto: ALAMI Fintek Sharia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Langkah ekspansi ALAMI akan makin masif tahun ini. Sebab, belum lama ini grup ALAMI sudah merampungkan proses akuisisi terhadap sebuah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang berlokasi di Jakarta.

Rencananya perusahan akan memoles BPRS tersebut dengan penerapan teknologi untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan profesionalisme layanannya agar tetap bisa bersaing di tengah disrupsi lembaga keuangan digital yang sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. 

CEO ALAMI, Dima Djani menyebut, proses akuisisi dan penambahan modal akan dilakukan secara bertahap, dan saat ini nilainya sudah mencapai lebih dari Rp 50 miliar. 

“Memang jika kebanyakan bank yang mengakuisisi fintek, kami justru lakukan hal sebaliknya. Tapi bagi saya, langkah akuisisi ini bukan latah, tetapi dilakukan untuk turut memajukan industri keuangan syariah di Indonesia. Sekaligus mewujudkan amanah pemerintah agar keuangan syariah lebih mengambil peran dalam inklusi keuangan di Indonesia,” ujar Dima di Jakarta, Selasa (18/5/2021).

Baca Juga: Waspada! Banyak Fintech Ilegal Manfaatkan Momentum Lebaran

Lebih lanjut, Dima bercerita, meski sudah memiliki pencapaian yang terbilang tinggi hingga menduduki posisi Vice President di sebuah entitas investment banking global bernama Societe Generale, selalu ada yang mengganjal hatinya. “Saya memang tertarik dengan bidang keuangan, tapi yang berprinsip syariah,” kata Dima. 

Karena itu, Dima tidak berpikir panjang lagi, begitu mendapat kesempatan mendirikan entitas keuangan syariah. Setelah melalui berbagai pertimbangan dan proses yang matang, dia pun mengambil langkah besar dengan mendirikan suatu startup teknologi di bidang keuangan syariah, ALAMI, bersama Bembi Juniar dan Harza Sandityo pada awal 2018 lalu. 

“Di ALAMI kami menyebutnya hijrah finansial. Mengikuti kata hati bukan berarti tidak ada masalah dalam perjalanannya, tetapi rintangan bisa kami lalui karena memiliki kecintaan yang besar dalam menjalaninya,” ujar Dima.

Dima menyadari ketertarikannya terhadap prinsip ekonomi syariah bukanlah hal yang datang begitu saja. Hal ini didapat sejak dirinya masih “nyantri” di Islamic boarding school Al-Kausar, Sukabumi.

"Meski terdengar klise, bagi saya prinsip ekonomi syariah tidaklah hanya sekedar bisnis mencari keuntungan semata, tapi juga mengandung nilai-nilai kebaikan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: