Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Temukan 149 Kasus, Pemerintah dan Warga Singapura Kerja Sama Tahan Penyebaran Covid-19

Temukan 149 Kasus, Pemerintah dan Warga Singapura Kerja Sama Tahan Penyebaran Covid-19 Kredit Foto: Antara/REUTERS/Edgar Su
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selama 10 bulan terakhir, Singapura tidak memiliki satu pun kasus Covid-19. Namun, pada 8 Mei 2021 ditemukan kasus Covid-19 mutasi B1617 di Changi dan Rumah Sakit Tan Tock Seng. Hingga saat ini, terdapat 149 orang yang terinfeksi Covid-19 di negara tersebut.

"Ini yang membuat kaget Pemerintah Singapura. Ada 2 kluster yang jumlahnya cukup besar. Bahkan kemarin, ada anak usia dua tahun yang terinfeksi Covid varian baru," ujar Duta Besar RI untuk Singapura, Suryo Pratomo, pada dialog virtual, Rabu (19/5/2021).

Baca Juga: Angka Kasus COVID-19 Turun, Ini yang Dilakukan oleh India

Pemerintah Singapura memutuskan untuk menerapkan lockdown sehingga dapat mengurangi pergerakan orang. Kata Suryo, pergerakan orang yang membuat virus berpindah-pindah. Oleh karena itu, per hari ini sekolah dan bekerja mulai dilakukan di rumah masing-masing.

Suryo mengungkapkan, meskipun faktor perekonomian penting, tidak akan ada artinya jika kasus kesehatan tidak dapat ditangani. Oleh karena itu, penerapan lockdown selama 14 hari penting untuk dilakukan agar angka penyebaran virus dapat menurun.

Sebelumnya, Singapura pernah berada dalam status circuit braker pada 7 April-2 Juni 2020 lalu. Saat itu semua kegiatan dilarang, mulai dari pertemuan orang, makan di restoran, berbelanja di toko retail, olahraga, dsb. Namun, saat ini peraturannya tidak seketat itu.

"Sekarang tidak seketat itu. Boleh keluar, tapi tetap dibatasi, misalnya maksimal hanya dua orang," jelas Suryo.

Selain itu, Pemerintah Singapura secara reguler memberikan penjelasan yang sangat detail mengenai apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan oleh warga Singapura. "Komunikasi kepada publik itu menjadi sesuatu yang sangat penting. Kalau pemerintah komunikatif, masyarakatnya bisa disiplin," imbuhnya.

Menurut Suryo, warga Singapura adalah kelompok masyarakat yang sadar pada tanggung jawab bersama dan taat aturan. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah dapat terlaksana dengan baik.

Kemudian, Pemerintah Singapura juga mengupayakan agar semua orang bisa mendapatkan vaksinasi. Sebelumnya, suntikan kedua akan didapatkan 28 hari setelah suntikan pertama, tetapi pemerintah menundanya menjadi delapan minggu.

Hal ini dilakukan dengan harapan pada akhir Agustus nanti semua orang di Singapura setidaknya sudah mendapatkan vaksin pertama.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: