Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fakta Seputar Vaksin AstraZeneca, Si Vaksin Paling Banyak Digunakan di Dunia

Fakta Seputar Vaksin AstraZeneca, Si Vaksin Paling Banyak Digunakan di Dunia Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ditemukannya kasus kematian yang didiga berkaitan dengan vaksin AstraZeneca sempat menyita perhatian publik. Keamanan vaksin AstraZeneca ini pun kembali dipertanyakan. Namun, sebelum mengambil kesimpulan lebih lanjut, mari simak fakta seputar vaksin AstraZeneca berikut ini.

1. Diproduksi 4 Negara

Vaksin AstraZeneca merupakan vaksin yang diproduksi oleh empat negara yang meliputi Inggris, Italia, Korea Selatan, dan India;

Baca Juga: Dear Pemudik, Jadilah Bertanggung Jawab dengan Karantina Mandiri saat Kembali dari Kampung Halaman

Baca Juga: Ditemukan Kasus Kematian Pasca Vaksin, Apakah AstraZeneca Aman?

2. Perizinan

Vaksin Astra Zeneca telah mendapatkan Emergency Use Listing (EUL) dari World Health Organization (WHO). Selain itu, vaksin AstraZeneca juga sudah memperoleh Emergency Use Authorization (EUA) dari 70 negara di dunia, termasuk Indonesia;

3. Paling Banyak Digunakan di Dunia

Di antara jenis vaksin lainnya, vaksin AstraZeneca menjadi yang paling banyak digunakan di dunia. Hingga saat ini, lebih dari satu miliar dosis vaksin AstraZeneca sudah diterima oleh masyarakat di seluruh dunia;

4. Dinyatakan Aman dan Efektif

WHO sudah menyatakan bahwa vaksin AstraZeneca aman untuk digunakan. Selain itu, vaksin AstraZeneca juga dinilai efektif untuk melindungi masyarakat dari risiko Covid-19 yang sangat serius, termasuk kematian, rawat inap, dan penyakit parah;

5. Digunakan dalam Program Vaksinasi Nasional

Vaksin AstraZeneca merupakan satu dari tiga jenis vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi nasional di Indonesia. Dua vaksin lainnya yang digunakan adalah vaksin Sinovac dan Sinopharm;

6. Pengujian Kasus Kematian Setelah Vaksin

Berkenaan dengan penemuan kasus kematian, Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI) Jakarta, Ellen Rosstati, menyatakan bahwa hal tersebut saat ini masih dalam tahap pengkajian. Investigasi dan pengumpulan data dilakukan secara mendalam sehingga dapat menjawab fakta di balik kejadian tersebut.

"Kami masih mengkaji apakah KIPI serius ini disebabkan oleh vaksin. Biasanya prosesnya dua sampai tiga minggu karena kita uji coba dulu ke hewan," tegasnya pada Kamis, 20 Mei 2021.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: