Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Minyak Sawit yang Kompetitif Akan Tetap Bergerak Positif

Minyak Sawit yang Kompetitif Akan Tetap Bergerak Positif Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kontribusi ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) selama caturwulan I-2021 diakui mengalami penurunan. Pada Januari 2021, total ekspor CPO dan produk hilirnya mencapai 2,9 juta ton dengan kontribusi CPO sebesar 24 persen.

Jumlah tersebut perlahan turun menjadi hanya 11 persen pada April ketika total ekspor CPO dan turunannya mencapai 3,08 juta ton.

Baca Juga: Ekspor Belalawan, Sawit Masih Jadi Andalan

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga mengatakan, “sejak ada PMK tentang pungutan ekspor, pengiriman memang lebih banyak dilakukan pada produk hilir. Regulasi ini mendorong penghiliran dan datang pada saat yang tepat,” kata Sahat.

Lebih lanjut dikatakan Sahat, permintaan pasar terhadap minyak sawit akan tetap positif karena harga yang jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan minyak nabati lain seperti soybean oil dan rapeseed oil dengan selisih mencapai US$400 per ton.

Prospek permintaan yang naik juga akan diiringi dengan naiknya harga, karena pasokan yang tetap ketat. “Di dalam negeri, harga diperkirakan tetap di atas Rp10.000 per kilogram. Penyebabnya pertama karena kompetitor minyak nabati lain produksinya cenderung turun akibat pandemi, sedangkan kebutuhan dunia tidak berkurang dan tetap besar,” ungkap Sahat.

Pasokan minyak sawit dari Malaysia pun diyakini Sahat akan berkurang karena terbatasnya mobilitas tenaga kerja di perkebunan sawit negara tersebut. Produksi sawit di Malaysia diramal hanya berada di level 18,1 – 18,5 juta ton setelah pada 2020 mencapai 19,7 juta ton.

Sedangkan produksi minyak sawit Indonesia pada 2021 diprediksi akan mencapai 48,2 juta ton atau lebih tinggi dibandingkan produksi 2020 yang sebanyak 47,1 juta ton. Volume ekspor nasional juga diperkirakan meningkat menjadi sekitar 35,5 juta – 36 juta ton akibat harga yang tetap kompetitif dibandingkan komoditas minyak nabati lainnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: