Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Suara Poros Islam Masih Terpecah, Mayoritas ke Anies Baswedan dan Prabowo Subianto

Suara Poros Islam Masih Terpecah, Mayoritas ke Anies Baswedan dan Prabowo Subianto Kredit Foto: Instagram Anies Baswedan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Dony Ahmad Munir, mengatakan, masyarakat saat ini disuguhi asupan gizi demokrasi yang cukup bagus untuk memilih calon Presiden dan Wakil Presiden pada pemilihan Presiden 2024. Diharapkan ke depan tidak lagi dua pasangan calon saja.

"Sekarang asupan gizinya cukup pantas juga baik menjadi kontestasi dipilih rakyat secara objektif, muncul tokoh-tokoh alternatif dan variatif untuk capres 2024. Jadi, asupan gizi harus dipertahankan yang akan mempercantik demokrasi di Indonesia," kata Dony saat diskusi online bersama Puspoll Indonesia pada Minggu, 23 Mei 2021.

Baca Juga: Survei Berbicara: Demokrat 3 Besar, AHY Juga 3 Besar Ketum Parpol Laik Capres 2024

Menurut dia, ada enam nama yang dipandang layak untuk memimpin republik ini pada 2024 nanti. Seperti Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Itu enam nama yang dipandang pantas yang patut dipertimbangkan untuk Pilpres 2024. Karena biasanya dikenal dulu, disukai, layak atau tidak, baru rakyat akan memilih. Itu tahapan yang saya pahami berkaitan dengan proses kontestasi," ujar Bupati Sumedang ini.

Sebenarnya, kata dia, kalau nanti poros Islam diikhtiarkan, itu bagaimana strategi mengombinasikan pasangan calon presiden yang sangat menentukan dan harus betul-betul teliti, jeli agar bisa memenangi pertarungan.

"Apakah bisa terjadi, misalnya Pak Anies dengan Pak Ridwan Kamil ini akan kuat berlawanan dengan Pak Prabowo dengan Mbak Puan Maharani, misalnya. Tambah lagi Muhaimin Iskandar dengan AHY, misalnya atau siapa. Tapi ini menentukan kombinasi akan menentukan siapa pemenang ke depan, walau masih cair, masih lama," ujarnya.

Di samping itu, Dony mengatakan, tokoh-tokoh regional juga menjadi kunci di wilayahnya masing-masing dan dinamika elektoral. Jadi, bagaimana electoral opportunity bisa diambil tokoh kunci regional yang sudah teruji terbukti memimpin di daerahnya.

"Pak Anies, Pak Ridwan Kamil, Pak Ganjar ini tiga orang yang memegang kunci daerahnya regional yang akan menjadi penentu juga para kepala daerah yang teruji dan terbukti," katanya.

Survei Puspoll Indonesia dilakukan pada periode 20-29 April 2021 dengan sampel sebanyak 1.600 responden yang tersebar di 34 provinsi. Sementara, metodenya melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terstruktur.

Adapun survei ini menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ± (2,45 persen) pada tingkat kepercayaan 95 persen, dan usia minimum responden 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih.

Ada delapan nama yang diprospek, dan terlihat pemilih PKB itu cenderung suaranya lebih banyak kepada Prabowo Subianto dengan 22,4 persen dan Ganjar Pranowo sebesar 21,8 persen.

Selanjutnya, PKS lebih memilih Anies Baswedan sebesar 40,7 persen dan Prabowo sebesar 26,3 persen. Kemudian, PPP memilih Ridwan Kamil sebesar 33,3 persen, Anies, Ganjar dan Prabowo sebesar 11,1 persen. Lalu, PAN memilih Anies dan Prabowo sebesar 25,0 persen; terakhir PBB memilih Anies sebanyak 66,7 persen.

"Ini sebaran poros Islam kalau dilihat pemilih partainya, itu masih tersebar suaranya ke beberapa nama calon, belum mengerecut pada satu nama. Ini tantangan bagi partai poros Islam, basis suara pemilih kecenderungan ketokohan calon presiden masih berbeda-beda," kata Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia, Muslimin Tanja.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: