Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jika Tak Diusung PDIP, Ganjar Bisa Diambil Partai Lain...

Jika Tak Diusung PDIP, Ganjar Bisa Diambil Partai Lain... Kredit Foto: Viva
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kancah politik Tanah Air dibikin heboh dengan isu memanasnya internal PDIP antara Puan Maharani dengan Ganjar Pranowo. Elite PDIP menyindir Ganjar ambisius mau maju nyapres.

Isu internal PDIP itu pun disorot Pengamat politik Refly Harun. Menurut analisa dia, jika Ganjar tidak dijadikan sebagai capres oleh PDIP maka kemungkinan besar akan diambil partai lain dalam Pemilu 2024.

Baca Juga: Mas Ganjar, Yang Sabar Yah! Prabowo-Puan Maharani Harga Mati: Anda Fokus Kerja Saja..

Refly menilai capres bisa muncul dari tiga arus. Pertama, yakni arus Istana, yang saat ini berkuasa akan membentuk kekuatan dan memunculkan pasangan capres-cawapres. Refly membaca arus istana ini yakni PDIP akan berkoalisi dengan Gerindra dan mengusung Prabowo Subianto dan Puan Maharani.

"Arus Istana, katakanlah saat ini paling menggema Prabowo-Puan, berarti PDIP akan berpartner dengan Gerindra, more than enough untuk mengusung pasangan calon," kata Refly dalam sebuah video di akun Youtube-nya yang dikutip Senin, 24 Maret 2021.

Kemudian, Refly menambahkan, capres dan cawapres juga bisa muncul melalui arus in between, yakni arus yang masih dalam lingkaran istana. Namun, ada keinginan keluar dari istana. Arus in between ini diperkirakan baru akan terlihat pada tahun 2023 menjelang pilpres.

"Saya tengarai arus in between ini akan dipimpin NasDem, dan mitra potensial. Untuk pastikan kalau misalkan Nasdem adakan konvensi dan calonnya bisa diajukan maka dia harus bisa menggandeng partai yang bisa memenuhi kuota, tidak perlu dua partai, satu partai yaitu Golkar dengan 85 kursi. More than enough, ini koalisi in between," jelas Refly.

Pun, Refly menyampaikan arus non istana, yakni berisikan partai-partai yang memang bukan bagian dari pemerintah. Arus In between diperkirakan dipimpin PKS. Kemudian, akan diisi PAN dan Demokrat.

"Kalau dia terbentuk akan dipelopori PKS, seandainya PKS, PAN, dan Demokrat masih terikat sebagai partai non Istana maka mereka cukup untuk mengajukan capres karena PKS 50 kursi, PAN 44 kursi. Itu sudah 94. Ditambah Demokrat 54 kursi, cukup juga 140-an juga. Tinggal PKB dan PPP tentukan haluan," ujarnya

Karena itu, menurut Refly, Ganjar kemungkinan bisa diambil partai lain untuk dijadikan sebagai capres ataupun cawapres. Namun, harus dengan catatan elektabilitas yang masih cukup tinggi.

"Kalau elektabilitasnya nomor 1, jangan-jangan Megawati berubah pikiran, barangkali Megawati tetap mendorong Ganjar," tutur Refly. 

Namun, bila elektabilitas Ganjar kalah dari Anies atau Prabowo maka sulit dapat tiket dari PDIP.

"Tapi, kalau elektabilitasnya kalah dengan Anies, atau kalah dengan Prabowo, misalkan Ganjar cuma di urutan nomor 3, Ganjar tidak akan dapat kereta dari koalisi PDIP dan Gerindra. Tetap, Ganjar akan pergi ke partai lain," ujarnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: