Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Iklim Netral 2021, Masih Kondusif untuk Produksi Minyak Sawit

Iklim Netral 2021, Masih Kondusif untuk Produksi Minyak Sawit Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dr. Ir. Dodo Gunawan, DEA mengatakan, BMKG memperkirakan fenomena iklim netral di Indonesia akan berlangsung pada bulan Mei–November 2021.

Dalam kondisi tersebut, sebagian daerah di Indonesia diperkirakan mengalami awal musim kemarau pada bulan Mei dan Juni 2021, kemudian puncak kemarau terjadi pada bulan Agustus dan September. Kendati demikian, prakiraan pertumbuhan hujan pada periode tersebut masih mendukung.

Baca Juga: Entahlah, Uni Eropa Terus Cari-Cari Alasan Hambat Sawit Indonesia

"Bagi komoditas pertanian, termasuk kelapa sawit, faktor iklim merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi naik turunnya produktivitas yang dihasilkan," seperti dilansir dari laman Palm Oil Indonesia. Iklim netral yang terjadi pada tahun 2021 juga masih dinilai cukup kondusif untuk produksi kelapa sawit.

Senada dengan hal ini, peneliti senior Agroklimat PPKS, Dr. Hasan Hasril Siregar, memaparkan, musim kemarau pada tahun 2021 diprediksi dalam kondisi normal dan periodenya lebih singkat. Kondisi tersebut tidak mengakibatkan kekeringan sehingga tidak berdampak signifikan terhadap produksi kelapa sawit.

Tim Agroklimatologi PPKS juga memproyeksikan produktivitas sawit tahun 2021, dengan potensi produksi minyak sawit pada kondisi tanpa kekeringan mencapai 55,69 juta ton. Meskipun kondisi kemarau dalam fenomena iklim netral masih terbilang aman bagi produksi minyak sawit, Dr. Hasan tetap menekankan untuk tetap waspada terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan dengan melakukan berbagai upaya pencegahan, salah satunya dengan mengikuti pedoman pencegahan dan pengendalian karhutla Gapki.

"Dengan adanya prakiraan iklim yang juga cukup bersahabat untuk produksi minyak sawit pada tahun ini, diharapkan dapat menggenjot semangat para pelaku perkebunan sawit maupun petani sawit untuk memaksimalkan kenaikan produktivitas dan produksi minyak sawit," seperti dilansir dari laman Palm Oil Indonesia.

Prakiraan iklim tersebut juga harus dimanfaatkan oleh produsen minyak sawit baik perusahaan perkebunan maupun petani untuk menentukan waktu pemupukan, memetakan potensi serangan hama dan penyakit, pembangunan infrastruktur pendukung, hingga memetakan wilayah rawan kebakaran sebagai upaya preventif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: