Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miliki Fungsi Konservasi Air dan Tanah, Perkebunan Sawit Terlalu Ramah Lingkungan

Miliki Fungsi Konservasi Air dan Tanah, Perkebunan Sawit Terlalu Ramah Lingkungan Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tidak seperti yang dituduhkan merusak tanah dan persediaan air tanah, perkebunan kelapa sawit justru memiliki tiga mekanisme yang secara sinergis berfungsi dalam melindungi tanah dan air. Mengutip laman Palm Oil Indonesia (PASPI Monitor), tiga mekanisme yang dimaksud adalah mekanisme struktur dan naungan kanopi (canopy land cover), mekanisme tata kelola lahan kebun sawit, serta mekanisme sistem perakaran kelapa sawit.

Pertama, mekanisme struktur pelepah kelapa sawit yang berlapis-lapis dapat berfungsi sebagai dapurnya fotosintesis kelapa sawit serta melindungi tanah dari pukulan langsung air hujan sehingga tidak merusak struktur permukaan tanah.

Baca Juga: Harga TBS Stabil, Petani Sawit Tak Lagi Menggigil

Kedua, mekanisme tata kelola lahan dalam budi daya kelapa sawit. Standar kultur teknis kebun sawit mulai dari penanaman hingga pemeliharaan tanaman menggunakan asas-asas konservasi tanah dan air. Mulai dari zero/minimum tillage, penanaman tanaman pelindung (cover crop) pada masa pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (umur 0-4 tahun), pembuatan sistem teras pada lahan miring, pembuatan piringan/tapal kuda, penempatan pelepah tua (pruning) sebagai guludan bahan organik pada gawangan, pengembalian tandan kosong dan limbah cair ke lahan, dan lainnya.

Ketiga, sistem perakaran serabut pohon kelapa sawit yang masif, luas, dan dalam. Perakaran kelapa sawit dewasa dapat mencapai radius 4 m di sekeliling pangkal dan dengan kedalaman hingga 5 m di bawah permukaan tanah yang membentuk pori-pori mikro dan makro tanah (biopori alamiah) yang berfungsi meningkatkan kemampuan lahan kebun sawit dalam menyerap/menahan air; mengurangi aliran air permukaan; menyimpan cadangan air di dalam tanah; serta mengendalikan erosi permukaan tanah.

"Ketiga mekanisme konservasi tanah dan air tersebut terikat dan menyatu pada tanaman dan kebun sawit sehingga mengelola kebun sawit untuk tujuan ekonomi juga sekaligus mengelola ketiga konservasi tanah dan air tersebut. Selain itu, ketiga mekanisme konservasi tanah dan air kebun sawit tersebut berjangka panjang sama dengan umur ekonomi kebun sawit (rata-rata 25 tahun)," seperti dicatat dalam laman Palm Oil Indonesia (PASPI Monitor).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: