Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mata-mata Junta Militer Mati Misterius, Rakyat Myanmar: Dia Orang Terkenal...

Mata-mata Junta Militer Mati Misterius, Rakyat Myanmar: Dia Orang Terkenal... Kredit Foto: Reuters/Stringer
Warta Ekonomi, Yangon -

Seorang administrator lokal yang diduga menjadi informan bagi rezim militer, Bhone Ngwe, tewas ditembak tiga pria di Kotapraja Thaketa, Yangon, Kamis pagi. Media lokal Myanmar Now melaporkan, banyak administrator lokal yang ditunjuk junta dituduh memberi informasi keberadaan serta aktivitas para aktivis kepada otoritas rezim.

“Dia (Bhone Ngwe) adalah seorang informan terkenal. Banyak orang yang ditangkap karena dia,” ungkap warga lokal di Thaketa yang tidak ingin disebutkan namanya.

Baca Juga: Myanmar Berduka, Sudah 831 Rakyat Gugur di Tangan Junta Militer

Menurut warga lokal tersebut, Bhone juga memasak dan memberi makan pasukan junta, sekaligus menunjukkan rumah-rumah para pembangkang kepada pasukan tersebut di malam hari.

Pada Kamis pagi, di daerah yang sama, Myanmar Now melaporkan terjadi delapan ledakan di dua pos polisi, pasar lokal, sekolah dasar, serta dua jalan. Berdasarkan keterangan warga lokal kepada Myanmar Now, terdapat dua ledakan yang berbeda di salah satu pos polisi.

Akibatnya, sejumlah tentara dan polisi yang menginvestigasi ledakan pertama terluka akibat ledakan kedua. Myanmar Now belum dapat mengonfirmasi informasi tersebut secara independen saat berita ini diturunkan.

Sejumlah administrator dan kantor mereka menjadi target pengeboman dan pembakaran di seluruh Myanmar menyusul tindakan brutal rezim militer terhadap unjuk rasa menentang kudeta yang damai. Jumlah penyerangan tersebut tidak diketahui secara pasti.

Akan tetapi, insiden baru-baru ini menunjukkan oposisi dari pasukan junta menggunakan taktik yang semakin kejam untuk melawan junta. Myanmar diguncang kudeta militer pada 1 Februari dengan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.

Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan. Hingga Kamis kemarin, Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) melaporkan pasukan junta telah menewaskan 831 orang sejak kudeta militer.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: