Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Musuhi Bitcoin, Bank Sentral Jepang Sebut Bitcoin Tak Lebih dari Aset Spekulatif

Musuhi Bitcoin, Bank Sentral Jepang Sebut Bitcoin Tak Lebih dari Aset Spekulatif Kredit Foto: Unsplash/Dmitry Demidko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Haruhiko Kuroda, gubernur Bank of Japan (BOJ), telah bergabung dengan bank sentral yang membidik Bitcoin (BTC) di tengah volatilitas saat ini.

“Sebagian besar perdagangan bersifat spekulatif dan volatilitas sangat tinggi. Itu hampir tidak digunakan sebagai sarana penyelesaian," katanya dikutip dari Cointelegraph, Senin (31/5/2021).

Baca Juga: Bank Sentral Ini Yakin Bitcoin Akan Hidup di Negaranya

Kritik gubernur BOJ datang karena Bitcoin mengalami penarikan lebih dari 50% dari pencapaian harga tertinggi sepanjang masa sebesar $ 64.000 yang dicapai pada pertengahan April.

Memang, beberapa bankir sentral telah mengambil goyangan harga Bitcoin saat ini sebagai kesempatan untuk membanting BTC dan cryptocurrency secara umum.

Sebelumnya pada bulan Mei, Luis de Guindos, wakil presiden Bank Sentral Eropa (ECB), juga mengungkapkan sentimen negatif tentang Bitcoin. Seperti dilansir Cointelegraph saat itu, eksekutif ECB berpendapat bahwa cryptocurrency memiliki fundamental yang lemah dan tidak memenuhi syarat sebagai investasi nyata.

Baru-baru ini, Lars Rohde, gubernur bank sentral Denmark, menepis kemungkinan cryptocurrency yang mengancam otonomi bank sentral. Menurut Rohde, teknologi besar, bukan crypto, adalah pesaing nyata bagi penjaga gerbang arena keuangan lama.

Juga di bulan Mei, Andrew Bailey, gubernur Bank of England, memperingatkan bahwa investor crypto dapat kehilangan semua uang mereka. Namun, seperti yang di-tweet oleh PlanB, pencipta model stock-to-flow Bitcoin, BTC jangka panjang "hodling" - memiliki Bitcoin setidaknya selama 200 minggu (empat tahun) - tidak pernah mengakibatkan kerugian bagi pemiliknya.

Faktanya, meskipun Bitcoin turun 50% sejak pertengahan April, BTC masih naik sekitar 22% year-to-date dan telah mengembalikan keuntungan empat kali lipat bagi pemegangnya selama setahun terakhir. Manajer hedge fund miliarder, Ray Dalio bahkan menyebut Bitcoin sebagai instrumen tabungan yang lebih baik daripada obligasi pemerintah.

Selain mengecam Bitcoin, Kuroda juga menggemakan sentimen bank sentral lainnya mengenai potensi kelangsungan hidup stablecoin selama penerbit mereka mematuhi protokol peraturan yang ketat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: