Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sudahkah Kita Menjadi Humas untuk Pancasila?

Oleh: Agung Laksamana, Ketua Public Affairs Forum Indonesia & Dewan Kehormatan Perhumas

Sudahkah Kita Menjadi Humas untuk Pancasila? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aku tidak mengatakan bahwa aku menciptakan Pancasila.

Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh

ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri,

dan aku menemukan lima butir

mutiara yang indah.

-Soekarno

Pada tanggal 1 Juni, kita akan memperingati hari Lahir Pancasila. Sebuah peringatan untuk dasar ideologi negara yang kita percayai dan pegang selama ini. Lima sila dari Pancasila itu menjadi fundamental Indonesia, apalagi kita sebagai warga negara yang ada di dalamnya.

Baca Juga: Ketika PAN Bicara Pilpres 2024: Dengar! Jangan Main Cap Pancasilais dan Radikal, Masyarakat Mau...

Saya teringat Pidato Presiden Sukarno di  depan Kongres Amerika Serikat , 17 Mei  1956.  Dalam pidatonya beliau katakan inilah lima prinsip pedoman dalam kehidupan berbangsa kami (guiding principles in our national life), yaitu Believe in God, Nationalism, Humanity, Democracy, and Social Justice. Pidato inspiratif Bung Karno mendapat sambutan luar biasa dari peserta kongres waktu itu.

Namun yang menarik, belum lama ini, saya mendapat pertanyaan sederhana. "Tanggal 1 Juni libur. Memang libur apa, Gung?" tanya seorang teman. Harus diakui bahwa banyak dari kita yang lupa Hari Lahir Pancasila ini dan mungkin juga makna dari Pancasila itu sendiri.

Pancasila sebagai dasar negara–harus diakui-bisa jadi kerap terlupakan. Tidak percaya? Coba tanyakan apa saja sila Pancasila ke teman terdekat atau keluarga Anda. Tak jarang, ada yang sebagian kesulitan menyebutkan dengan lantang semua butir kelima Pancasila. Dan, semoga saja, Anda bukan salah satunya.

Apa penyebabnya? Bisa jadi karena kita tengah berada di era-globalisasi dan Era-Informasi Overloaded. Di tengah pandemi ini, globalisasi dan informasi menjadi ter-akselerasi. Profesor Sosiologi James Petras pernah mengemukakan bahwa proses globalisasi bahkan telah dimulai sejak abad ke-15, seiring dengan berkembangnya kapitalisme dan ekspansi global.

Lambat laun, globalisasi bergerak dimulai dengan pertukaran informasi, pemikiran pandangan dunia dan juga akulturasi budaya yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi, industri, dan teknologi. Pada akhirmya, perkembangan industri dan teknologi kembali mempercepat proses globalisasi. Proses siklik inilah yang membuat membuat kita kerap lupa pada akar kebangsaan kita.

Tuntutan globalisasi membuat kita, dan segala profesi yang ada, termasuk humas Indonesia untuk berubah. Sekitar 162 tahun lalu, Charles Darwin berkata, "It is not the strongest of the species that survives nor the most intelligent. It is the one most adaptable to change." Di sini, humas harus beradaptasi dengan perubahan secepat mungkin! Humas dituntut untuk memiliki mindset yang bersifat global, kemampuan dalam dunia digital, berorientasi pada bisnis, dan kecepatan.

Namun, di balik segala tuntutan dan perubahan globalisasi ini, ada hal fundamental bagi humas Indonesia, yaitu integritas, local wisdom, empati, dan semangat Pancasila itu sendiri. Tidak ada gunanya Anda menjadi seseorang dengan berbagai kemampuan, tetapi tidak memiliki keempat aspek kritikal ini. Harus diakui bahwa kita sangat mudah terpengaruh dengan dunia luar.

Padahal, "Being a local is not a weakness. It is our strength!" Itulah mengapa kita sebagai rakyat dan humas Indonesia tidak boleh melupakan local wisdom. Sebab, local wisdom merupakan cara bagi kita untuk engage dengan local customers, local media, pemerintah, dan komunitas.

Kita harus akui bahwa tuntutan globalisasi membuat peran fungsi humas menjadi tidak mudah. Di sinilah Pancasila harus menjadi benang merah bagi kita semua! Hanya dengan spirit Pancasila, kita akan menjadi humas bagi Indonesia. Humas yang menyebarkan pesan positif, semangat optimisme, nasionalisme, dan semua capaian bangsa ini. Inilah spirit #Indonesiabicarabaik! yang digaungkan Perhumas.

Sebagai Humas, mari kita tanamkan Pancasila dalam diri kita karena kelima mutiara indah itu terlalu indah untuk dilupakan. Selamat Hari Pancasila!

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: