Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tutup Mei 2021, Harga CPO: Turun Mingguan, Naik Bulanan

Tutup Mei 2021, Harga CPO: Turun Mingguan, Naik Bulanan Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sepanjang satu dekade terakhir, harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) saat ini tercatat paling tinggi, yang mana daily price-nya menyentuh level US$1.340 per MT. Menutup Mei 2021, harga rata-rata bulanan CPO pada CIF Rotterdam basis berada pada level US$1.262,13 per MT atau setara dengan Rp18.048.459 per MT (kurs Rp14.300).

Jika dibandingkan pada periode yang sama secara y-o-y, harga CPO tersebut menguat sebesar 139,19 persen. Sementara itu, jika dibandingkan dengan bulan lalu, harga rata-rata CPO menguat 6,2 persen. Harga CPO yang terus meningkat menjadi acuan turut meningkatnya harga tandan buah segar (TBS) petani di provinsi sentra sawit di Indonesia. 

Baca Juga: Miliki Fungsi Konservasi Air dan Tanah, Perkebunan Sawit Terlalu Ramah Lingkungan

Keputusan Malaysia untuk menerapkan kembali lockdown (penguncian total wilayah) akibat meningkatnya kasus Covid-19 membuat harga CPO turut anjlok pada perdagangan pekan IV Mei 2021.

Upaya lockdown yang diambil Malaysia berdampak pada penundaan kegiatan panen perkebunan kelapa sawit sehingga mempengaruhi produksi. Tidak hanya itu, menurunnya harga CPO juga dipengaruhi oleh pelemahan harga minyak nabati lain di dunia seperti minyak kedelai. Dilihat dari faktor domestik, penurunan harga CPO dipengaruhi adanya sentimen penurunan pungutan ekspor (PE). 

Penurunan harga minyak mentah dunia akibat perkembangan perundingan nuklir antara Iran dengan negara-negara barat juga menjadi pemicu turunnya harga minyak nabati unggulan ekspor Indonesia dan Malaysia.

Apabila perjanjian nuklir yang sempat berhenti di era Presiden Donald Trump itu dimulai kembali, ada peluang AS akan mencabut sanksi terhadap sektor minyak Iran. Hal ini akan berdampak pada peningkatan pasokan minyak Iran ke pasar dan membuat harga minyak tertekan.

Harga minyak sawit dan minyak nabati lain yang sudah tinggi menjadi terkoreksi karena kurang kompetitif untuk dijadikan sebagai bahan baku biodiesel. Permintaan dari India sebagai importir minyak sawit Indonesia terbesar berkurang seiring dengan lonjakan penyebaran virus corona yang mengganggu kegiatan perdagangan dan impor di negara tersebut. 

Sejumlah ahli juga memperkirakan, permintaan CPO masih akan terus meningkat seiring dengan membaiknya ekonomi pasca vaksin. Pertumbuhan konsumsi domestik juga akan menjadi faktor utama penunjang kenaikan harga CPO.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: