Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasdem Bungkam Soal Status Connie Rahakundini di Partai

Nasdem Bungkam Soal Status Connie Rahakundini di Partai Kredit Foto: Antara/Moch Asim
Warta Ekonomi, Jakarta -

Partai NasDem enggan mengomentari kritikan terhadap kadernya, Connie Rahakundini Bakrie, tentang pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) senilai Rp1.760 triliun.

Hingga berita ini diturunkan, Wakil Ketua Umum DPP NasDem, Ahmad Ali, dan  Ketua DPP NasDem, Willy Aditya, tidak merespons tentang status Connie di partai besutan Surya Paloh itu.

Kedua pun tidak menjawab ketika ditanya tentang dugaan adanya pesanan di balik tudingan mafia alutsista yang disampaikan Connie.

Connie sebelumnya membongkar tentang dugaan adanya mafia alutsista di Kementerian Pertahanan (Kemenhan) oleh Mr. M. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, belakangan memintanya melapor ataupun terbuka soal sosok itu.

Di sisi lain, Connie diketahui menjadi kader NasDem. Dia pun diketahui diplot sebagai Anggota Dewan Pakar DPP NasDem.

Sementara itu, Aktivis Petisi 28, Haris Rusly Moti, mempersoalkan objektivitas pernyataan pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie tentang mafia alutsista. Sebab, Connie kerap ikut terlibat dalam pengadaan tersebut.

Melalui akun Twitter @motizenchannel, Moti berpendapat, hal lumrah bila publik nyoroti pemerintahan, termasuk belanja alutsista. Namun, menjadi permasalahan jika Connie yang juga bermain dalam pengadaan alutsista ikut berkomentar.

"Sobat, sah-sah saja publik mengawasi pemerintahan, termasuk mengawasi belanja Alutsista. Masalahnya jika Connie Rahakundini yang juga pemain Alutsista komentari mafia Alutsista," kicaunya, Sabtu (29/5) malam.

Imbasnya, sambung mantan aktivis 98 itu, masyarakat meragukan kebenaran pernyataan Connie. Alasannya, publik akan berpendapat, isu ini digulirkan lantaran dia tidak mendapatkan proyek alutsista. 

"Publik nilai negatif, kredibilitas datanya diragukan. Dianggap karena enggak dapat bagian, lalu bikin ramai," cuitnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: