Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Berfluktuasi, Harga CPO Tetap Berkompetisi

Meski Berfluktuasi, Harga CPO Tetap Berkompetisi Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak Semester II-2020, harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) berdasarkan CIF Rotterdam basis tercatat terus menguat.

Pada Desember 2020, harga CPO tercatat US$964,38 per MT, dan pada Mei 2020 harga CPO menjadi US$1.262,13 per MT. Berkah ini tidak hanya dirasakan perusahaan perkebunan kelapa sawit, tetapi petani sebagai aktor utama juga menikmati harga TBS yang lebih tinggi yakni berkisar Rp1.500 – Rp2.000 per kilogram.

Baca Juga: Tutup Mei 2021, Harga CPO: Turun Mingguan, Naik Bulanan

Namun, pergerakan harga CPO tersebut kembali menunjukkan fluktuasi dengan tren penurunan yang cukup ekstrem dari US$1.315 per MT pada 14 Mei 2020 menjadi US$1.175 Mei pada 28 Mei 2021. 

Salah satu penyebab anjloknya harga CPO yakni akibat lonjakan kasus gelombang kedua Covid-19 yang mewabah di berbagai negara Asia, dimana negara-negara tersebut berperan penting atau top-player dalam pasar minyak sawit dunia.

India sebagai importir minyak sawit terbesar di dunia, saat ini tengah hectic menghadapi gelombang kedua Covid-19 yang jauh lebih parah dibandingkan gelombang pertama. Per 27 Mei 2021, India telah menjadi episentrum pandemi virus Corona global dengan jumlah kasus Covid-19 mencapai lebih dari 27 juta dengan tambahan kasus mencapai lebih 52 ribu kasus per hari.

Tidak hanya India, Malaysia yang juga merupakan produsen dan eksportir minyak sawit terbesar kedua di dunia, juga sedang menghadapi lonjakan kasus harian infeksi Covid-19 yang mencapai 7 ribuan kasus per hari. Hal ini membuat Pemerintah Malaysia memberlakukan kebijakan lockdown hingga tanggal 7 Juni 2021 mendatang.

Pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi di tempat umum termasuk sektor hotel, restoran, dan katering (Horeca) dalam kebijakan lockdown yang diterapkan di India dan Malaysia memiliki dampak yang cukup besar terhadap demand minyak sawit, mengingat sektor tersebut menyerap kebutuhan minyak sawit yang besar. 

Kendati demikian, dalam laman Palm Oil Indonesia disebutkan, fluktuasi harga kontrak CPO untuk pengiriman Agustus 2021 dengan tren positif kembali terjadi. Beberapa faktor penggerek naiknya harga CPO antara lain adanya kenaikan harga minyak mentah dunia pada beberapa hari terakhir dimana harga Brent mendekati US$70 per barel.

Selain minyak fosil, minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBT) juga mengalami peningkatan sebesar 1,24 persen. Peningkatan harga produk substitusi menjadi faktor yang turut mendorong harga minyak sawit kembali meningkat. 

“Diperkirakan fluktuasi harga CPO akan terus terjadi ke depan, mengingat masih tingginya resiko terjadi lonjakan kasus Covid-19 dan harga produk substitusinya seperi minyak kedelai. Para ahli forecasting juga meramalkan bahwa koreksi harga minyak sawit dapat terjadi khususnya di periode semester kedua tahun 2021 seiring dengan meningkatnya produksi sawit sehingga stok di pasar dunia tidak lagi menipis,” catat laman Palm Oil Indonesia. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: