Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasang Kuda-Kuda Jelang Pilpres, Manny Pacquiao Pede Jegal Rodrigo Duterte

Pasang Kuda-Kuda Jelang Pilpres, Manny Pacquiao Pede Jegal Rodrigo Duterte Kredit Foto: Instagram Manny Pacquiao
Warta Ekonomi, Manila -

Petinju sekaligus politisi Filipina, Manny Pacquiao, bakal maju menjadi salah satu kandidat calon presiden dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2022. Ia siap pasang kuda-kuda, menjegal loyalis Presiden Rodrigo Duterte.

Praktisi hukum dan politik dari Konsultan Eurasia Group Peter Mumford, yakin, meski tak menjabat lagi, Duterte bakal menyusupkan loyalisnya seba­gai penerusnya, agar aman dari hukum jika tak berkuasa lagi.

Baca Juga: Pakai Vaksin China Tanpa Persetujuan, Rodrigo Duterte Minta Maaf ke Rakyat

“Duterte dipastikan akan me­masang pendukungnya sebagai presiden baru,” katanya, dikutip Bloomberg, kemarin.

Duterte tidak bisa mencalonkan diri lagi sebagai presiden. Sebab menurut sistem di Filipina, presiden menjabat selama enam tahun hanya dengan masa jabatan satu periode.

“Untuk itu, dia butuh orangnya jadi presiden, agar dia tidak disentuh hukum,” imbuh Mumford.

Awalnya, Pacquiao yang dikenal dengan Pacman, merupakan sekutu setia Duterte sejak kemenangan dalam pemilihan umum pada 2016. Namun setelah menjadi petinggi Partai PDP-Laban (pengusung Duterte), Pacquiao tidak disukai lagi oleh para loyalis Duterte.

Para loyalis Duterte pun me­nyarankan dia mencalonkan diri sebagai wakil presiden, demi mendapatkan kekebalan hukum. Resolusi partai itu membuka pintu bagi Duterte untuk tetap menduduki jabatan tinggi di pemerintahan. Ini hal yang biasa terjadi di Filipina.

Pacquiao yang akan men­calonkan diri sebagai presiden untuk pertama kalinya meng­hadapi persaingan ketat untuk mendapatkan dukungan Duterte menjelang pemilihan Mei 2022.

Kandidat calon lainnya ada­lah putri Duterte, Sara Duterte, serta ajudannya, Senator Christopher “Bong” Go dan Ferdi­nand “Bongbong” Marcos Jr, yang merupakan putra mantan diktator Filipina, Ferdinand Em­manuel Edralin Marcos Sr.

Namun karena kekuatan dan kekayaan Pacquiao, dia mung­kin menjadi satu-satunya kandi­dat yang dapat melakukan kam­panye independen jika Duterte mendukung orang lain.

Mengingat keduanya berasal dari Filipina Selatan, persaingan antara kubu mereka berisiko me­mecah suara dan membuka pintu bagi tokoh-tokoh oposisi untuk mengambil kursi kepresidenan.

“Pacquiao sebenarnya bisa menang mudah bahkan tanpa restu Duterte. Partai tidak begitu penting dalam pemilihan Filipi­na karena ini tentang individu,” ujar Mumford.

Survei yang dirilis pada April dari Pulse Asia Research Inc -salah satu yang paling kredibel di Filipina menemukan, Sara Du­terte adalah pilihan utama publik untuk menjadi presiden beri­kutnya. Pacquiao berada dalam posisi kedua bersama Marcos Jr., Walikota Manila Isko Moreno dan Senator Grace Poe. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: