Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengingat Kembali Imam Khomeini dan Palestina

Mengingat Kembali Imam Khomeini dan Palestina Kredit Foto: Instagram/Middle East Eye

Imam Khomeini berkeyakinan bahwa persoalan Palestina adalah persoalan dunia Islam. Israel bukan hanya rezim yang tidak sah, bahkan merupakan bahaya terbesar bagi stabilitas global dan sebuah kelenjar kanker di kawasan. Imam Khomeini menyebut Israel sebagai anak haram kolonialisme yang haus kekuasaan. Karena itu, kemusnahannya demi menjaga perdamaian dan kemerdekaan di dunia adalah sebuah keharusan.

Dalam perspektif Imam Khomeini, semua tanah Palestina adalah milik umat Islam dan tidak ada individu atau pemerintah mana pun yang berhak menyerahkan, meski sejengkalnya saja. Segala bentuk kompromi dalam persoalan ini berarti termasuk penentangan terhadap Islam dan syariat Nabi Muhammad saw.

Imam Khomeini, dari sisi lain, memandang persoalan Palestina sebagai sebuah persoalan kemanusiaan. Kejahatan rezim Zionis terhadap bangsa Palestina menandakan sikap anti rezim ini dan para pendukungnya terhadap kemanusiaan dan kemerdekaan. Akhirnya, setiap manusia dari agama dan aliran mana pun memiliki kewajiban untuk bangkit mendukung dan membela bangsa tertindas ini.

Pandangan dan pencerahan Imam Khomeini beserta argumen dan bukti-bukti yang ada dari tindakan Israel menyebabkan isu Palestina berubah dari isu Arab menjadi arus dan tren global yang berlandaskan kepada dua pilar, yaitu dukungan kepada yang tertindas dan perlawanan terhadap arogansi dan kolonialisme. Di satu sisi, PBB melalui sebuah resolusinya mengakui perlawanan ini sebagai hak-hak pasti rakyat Palestina yang tidak dapat dicabut.

Kini, seluruh arus perlawanan Palestina yang disambut rakyat Palestina dan memiliki peran dalam pembentukan dan kelanjutan Intifada Kedua, secara langsung terpengaruh oleh pemikiran Imam Khomeini dan Revolusi Islam. Mereka meyakini, satu-satunya jalan kemenangan adalah dengan lenyapnya Israel secara total.

Baitul Maqdis adalah kiblat pertama umat Islam dan kota agama ketiga mereka yang memiliki keterkaitan dengan akidah umat Islam. Karena itu, ikatan hubungan Imam Khomeini dengan Palestina dan Baitul Maqdis bukan sebuah ikatan hubungan baru.

Isu ini telah menjadi perhatian beliau sejak awal dekade 40-an. Imam Khomeini memandang, Syah (Mohammad Reza Pahlavi, juga dikenal dengan Mohammad Reza Shah, adalah Syah [Raja] Iran terakhir dari 16 September 1941 hingga penggulingannya dalam Revolusi Iran pada 11 Februari 1979. Karena statusnya sebagai Syah terakhir Iran, ia sering dikenal sebagai Syah saja), Amerika, dan Israel sebagai komplotan yang bersekutu melawan Islam.

Imam Khomeini pada 1962 mengumumkan: “Berdasarkan kewajiban syar’i terhadap bangsa Iran dan umat Islam di dunia, saya mengingatkan akan adanya bahaya di depan. Alquran dan Islam berada dalam bahaya.”

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: