Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasus Covid-19 Sama Sekali Gak Melonjak Usai Lebaran, Testing Gak Optimal?

Kasus Covid-19 Sama Sekali Gak Melonjak Usai Lebaran, Testing Gak Optimal? Kredit Foto: Instagram/Wiku Adisasmito
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan data penambahan kasus Covid-19 harian yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19, tidak ada lonjakan jumlah kasus secara signifikan pasca-Lebaran yang lalu. Grafik menunjukkan memang ada kenaikan tren penambahan kasus positif Covid-19 mingguan. Akan tetapi tetap tak signifikan.

Terhitung pada dua pekan setelah Idul Fitri 2021, terjadi kenaikan kasus positif sebesar 56,6 persen. Angka ini masih lebih rendah dibanding kenaikan yang terjadi pada rentang waktu yang sama pascalebaran tahun lalu, yakni 65,5 persen. 

Baca Juga: Lonjakan COVID-19 di Jateng, Begini Laporan Gubernur Ganjar Kepada Ketua Satgas Ganip Warsito

Lantas apakah fenomena ini disebabkan tidak optimalnya tracing dan testing terhadap masyarakat? 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, data yang disajikan pemerintah selama ini bersumber dari data yang dikumpulkan oleh seluruh pemerintah daerah dan diakumulasi di bawah sistem Kementerian Kesehatan. Aktual atau tidaknya data, ujar Wiku, sangat bergantung pada sistem pelaporan dan transparansi pemda dalam melaporkan perkembangan terkini di lapangan. 

"Untuk itu, kami terus dorong satgas daerah untuk berlomba-lomba perbaiki sistem pencatatan dan pelaporan masing-masing. Yang dilakukan secara paralel dengan upaya pemerintah pusat menjamin sistem data pusat daerah yang interoperabel," kata Wiku dalam keterangan pers. 

Wiku sendiri tidak membantah atau membenarkan terkait dugaan bahwa praktik testing dan tracing di lapangan tidak berjalan optimal. Ia justru menekankan bahwa kondisi pandemi Covid-19 di level nasional cukup terkendali. 

"Dicerminkan dari data yang ada, merupakan hasil penerapan PPKM mikro yang sudah cukup efektif sehingga kasus di level mikro dapat lebih cepat terdeteksi dan segera peroleh penanganan," kata Wiku. 

Namun tidak signifikannya lonjakan kasus pasca-Lebaran, imbuh Wiku, jangan sampai membuat masyarakat terlena. Ia mengingatkan bahwa malah ada lonjakan kasus di sejumlah daerah, seperti di Jawa Tengah. Ia meminta daerah yang mengalami krisis penanganan Covid-19 untuk segera melakukan optimalisasi operasi posko level desa dan kelurahan. 

"Saya meminta masyarakat untuk segera periksakan diri dan lakukan tes ke fasilitas kesehatan. Serta jangan paksakan diri untuk beraktivitas atau bertemu dengan orang lain apabila memiliki gejala covid," kata Wiku. 

Selain kenaikan kasus yang tak signiikan, pada dua pekan setelah Lebaran ini juga tercatat adanya penurunan angka kematian akibat Covid-19. Selama dua pekan setelah Lebaran tahun ini, angka kematian dilaporkan turun 3,52 persen. Kondisi ini jauh berbalik dibanding periode dua pekan setelah Lebaran 2020 lalu dengan kenaikan angka kematian sampai 66,34 persen. 

Lonjakan kasus yang tidak separah tahun lalu juga bisa dilihat dari penambahan kasus per provinsi. Pada periode pascalebaran tahun 2020 lalu, Provinsi Jawa Tengah mencatatkan lonjakan kasus tertinggi yakni sampai 368 persen. Disusul Sulawesi Selatan yang naik hingga 280 persen, Kalimantan Selatan naik 99 persen, Jawa Timur naik 45 persen, dan DKI Jakarta naik 33,2 persen. 

Sedangkan pada periode dua pekan pascalebaran tahun 2021 ini, kenaikan kasus tertinggi masih dialami Jawa Tengah. Hanya saja, angkanya lebih rendah. Jawa Tengah tercatat mengalami kenaikan kasus 103,2 persen. Kepulauan Riau menyusul di posisi kedua dengan kenaikan kasus 103 persen. Kemudian, Riau naik 69 persen, DKI Jakarta naik 49,5 persen, dan Jawa Barat naik 25 persen. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: