Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prabowo dan Jokowi Bela-belain Pinjam Dana Fantastis Buat Beli Alutsista: Ini Patut Diacungi Jempol

Prabowo dan Jokowi Bela-belain Pinjam Dana Fantastis Buat Beli Alutsista: Ini Patut Diacungi Jempol Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi) Rizal Darma Putra menegaskan, komitmen Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), patut diapresiasi.

"Perhatian Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto patut diacungi jempol," kata Rizal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (5/6).

Rancangan strategis percepatan peremajaan alutsista yang kini sedang disusun Kementerian Pertahanan, diyakini akan memiliki kepastian investasi pertahanan selama 25 tahun.

Baca Juga: Anggaran Alutsista Rp1.787 Triliun Demi Agenda Prabowo di 2024? Begini Kata Pengamat

"Selama ini, hal itu tidak pernah bisa dilakukan. Saya sepakat dengan yang saat ini direncanakan oleh pemerintah. Sistem pengadaan untuk tahun 2021-2024, digeser ke depan," paparnya.

Menurut Rizal, investasi yang dilakukan secara langsung itu akan meningkatkan posisi tawar Indonesia. Supaya bisa mendapatkan alat pertahanan, dengan harga lebih terjangkau.

Selain itu, investasi yang dilakukan dalam waktu singkat, dapat memastikan semua alat yang dibelanjakan bisa saling compatible.

“Sehingga, kita bisa memiliki kepastian investasi pertahanan selama 25 tahun," cetusnya.

Saat ini, pemerintah tengah menyusun strategi pembiayaan investasi alat utama pertahanan. Antara lain, dengan persentase anggaran pertahanan terhadap PDB 0,8 persen yang konsisten selama 25 tahun ke depan.

Baca Juga: Heboh Anggaran Rp1.700 Triliun, Prabowo Tegaskan: Alutsista Kita Sudah Tua

Selain itu, pemerintah juga mengupayakan sumber pendanaan alternatif untuk pemenuhan alpalhankam prioritas pada 2020-2024. Demi mengurangi beban pemenuhan alpalhankam terhadap keuangan negara.

"Meskipun angkanya terdengar fantastis, kami beranggapan 125 miliar dolar AS untuk membeli alutsista selama 25 tahun itu kecil. Bahkan cenderung konservatif, bila dibandingkan dengan potensi PDB Indonesia selama 25 tahun," jelas Rizal.

Ia mengemukakan, selama ini belanja pertahanan Indonesia terus turun dibanding pertumbuhan ekonomi dalam 6 tahun terakhir.

Tahun 2013, angkanya mencapai 0,9 persen dari PDB, dan kini 0,78 persen dari PDB.

"Artinya, masih ada ruang bagi negara untuk membeli alutsista baru. Itu artinya, Menhan Prabowo Subianto sudah menghitung proporsi rencana investasi alutsista secara efektif,” terang Rizal.

“Anggapan bahwa modernisasi alutsista tidak dibutuhkan karena tidak ada perang, perlu ditepis. Karena saat ini, faktanya, Indonesia diliputi berbagai ancaman. Baik militer maupun nonmiliter," tegasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: