Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lebih Pilih Pancasila Malah Didoakan Masuk Neraka, Ketua GP Ansor Ngegas: Yee... Itu Urusan Tuhan

Lebih Pilih Pancasila Malah Didoakan Masuk Neraka, Ketua GP Ansor Ngegas: Yee... Itu Urusan Tuhan Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso

Lanjutnya, ia menilai perihal masuk surga atau neraka merupakan urusan Tuhan, dan bukan menjadi urusan manusia.

“Ibarat sekolahan, kalian ini pedagang liar di luar gerbang sekolah — tapi mau ikut memberi nilai rapot. Surga neraka itu urusan Tuhan, bukan urusan pedagang es, eh urusan manusia,” tambah dia.

Baca Juga: Terang Benderang! Pemecatan 75 Orang KPK Lewat TWK Hanya Demi Lindungi Harun Masiku!

Baca Juga: Hah! Pegawai KPK yang Nggak Lulus TWK Tetap Ngantor, Nggak Tahu Malu Yah?

Lebih alnjut, ia mengaku tidak terganggu dengan sejumlah cacian dari netizen kepada diriinya.

“Saya sama sekali tidak terganggu hal beginian. Baik di Twitter atau Facebook. Senyum-senyum saja membaca adik-adik yang terlalu bersemangat mengambil wilayah Tuhan. I love you all,” katanya.

“Kalau dimaki-maki sesama rakyat sih saya maklumi dan maafkan, kalau yang memaki punya kapasitas ya kita berdebat boleh,” tuturnya.

“Namanya rakyat, hidup saja sudah susah. Kalau memaki-maki bisa membahagiakan mereka ya bolehlah kita biarkan. Asal tidak menimbulkan kerusakan sistematis,” tukas dia.

Sebelumnya, ia juga merespons perihal polemik sejumlah pertanyaan dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ada beberapa pertanyaan yang menjadi sorotan antara lain soal lebih pilih Pancasila atau Alquran?

Terkait itu, ia pun mengatakan jika pertanyaan tersebut dari lembaga pemerintah maka jawabannya adalah Pancasila. Sebab, menurut dia, perihal agama adalah ranah privasi.

"Kalau di-test lembaga pemerintah, ditanya memilih Pancasila atau agama, tentu yang relevan adalah memilih Pancasila. Agama adalah ruang privat yang tidak bersifat opsional. Ketika seseorang beriman maka agama bukan opsi yang bisa digeser dengan pilihan lain," cuitnya dalam akun Twitter @mantriss seperti dilihat di Jakarta, Kamis (3/6/2021).

Lanjutnya, ia menilai tidak masuk akal jika dijawab Alquran karena pertanyaan itu untuk menguji peserta yang akan mengabdi kepada negara, bukan agama.

"Kalau jawabannya mengutamakan agama sebagai abdi negara. Agama yang mana, madzab yang mana? Bagaimana bisa bekerja sama dalam tim yang agamanya berbeda, atau melayani kepentingan publik yang beragam?" katanya lagi.

Lebih lanjut, ia mengatakan di ruang publik yang lebih mengikat adalah nilai-nilai Pancasila yang kemudian diwujudkan dalam aturan hukum.

"Makanya kalau di saat shalat dzuhur, tidak shalat pun kita tidak dipenjara meskipun wajib hukumnya dalam agama," tukas dia.

Adapun soal pertanyaan tentang doa qunut subuh dan jilbab, ia menilai pertanyaan itu sudah lewat batas.

"Menurut saya sih offside kalau betul ada urusan jilbab dan qunut," tukasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: