Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Qlue Raih Pendanaan Seri B1 untuk Perkuat Ekspansi Bisnis di Pasar Global

Qlue Raih Pendanaan Seri B1 untuk Perkuat Ekspansi Bisnis di Pasar Global Kredit Foto: Qlue
Warta Ekonomi, Jakarta -

Qlue, perusahaan penyedia ekosistem smart city, mengumumkan keberhasilan meraih pendanaan Seri B putaran pertama yang dipimpin oleh investor asal Jepang, Global Brain, melalui kelompok investasinya KDDI Open Innovation Fund III (KOIF III). Pendanaan Seri B1 ini juga didukung oleh investor lainnya, yaitu ASLI RI dan juga Telkomsel Mitra Inovasi.

Founder dan CEO Qlue, Rama Raditya, mengatakan bahwa keberhasilan Qlue menutup pendanaan Seri B putaran pertama ini menunjukan potensi bisnis smart city yang sangat prospektif. Dengan masuknya pendanaan kali ini, skalabilitas dari Qlue juga akan makin tinggi untuk memberikan solusi-solusi smart city yang bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat dalam memasuki era industri 4.0 di Indonesia.

Baca Juga: Kolektivisme 3 Startup untuk Maju Produk Indonesia

"Kami sangat antusias dengan pendanaan dari KDDI yang merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Jepang. Sinergi ini terjalin karena Qlue dan KDDI memiliki visi yang sama dalam mengakselerasi pembangunan kota berbasis teknologi smart city. Dengan dukungan, KDDI yang memiliki jaringan bisnis secara global ini akan mendorong penetrasi pasar Qlue di luar negeri," ujar Rama dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (8/6/2021).

Dalam memenetrasi pasar global, Qlue akan menggarap pasar Asia secara agresif sebagai basis utama pengembangan solusi smart city dengan menjadikan Jepang, Malaysia, dan Filipina sebagai fokus utama. Untuk pasar dalam negeri, peningkatan skalabilitas ini juga bisa mendorong perluasan industri ke sejumlah sektor, seperti jasa kesehatan, pengelola kawasan industri, perhotelan, pengembang properti, BUMN, hingga berbagai sektor lainnya.

Selain rencana tersebut, investasi yang dipimpin oleh Global Brain ini juga akan dimanfaatkan Qlue untuk menyempurnakan ragam solusi berbasis teknologi Artifcial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) yang sudah ada, tentunya diiringi dengan berbagai penelitian untuk solusi baru yang sedang disiapkan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat posisi Qlue sebagai penyedia ekosistem smart city terlengkap di Indonesia.

Director Indonesia Ofce Representative Global Brain Sho Ikeda mengatakan, Global Brain melalui KOIF III bangga bisa menjalin kemitraan dengan Qlue melalui skema pendanaan Seri B1 ini. Investasi ini dilakukan karena Qlue memiliki solusi smart city berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT) yang komprehensif dalam memitigasi persoalan masyarakat urban.

"Global Brain memutuskan untuk berinvestasi di Qlue karena potensinya yang komprehensif terkait kota pintar, memiliki hasrat yang kuat untuk tujuan ambisius, dan produk berbasis teknologi yang luar biasa. Global Brain akan secara proaktif memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung Qlue dalam meningkatkan produknya lebih jauh dan berkontribusi pada pengembangan smart city di Indonesia dan Asia Tenggara," kata Ikeda.

CEO Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) Andi Kristianto menyatakan, "Dipimpin oleh tim yang dinamis, Qlue tidak hanya menunjukkan resiliensi selama pandemi, Qlue bahkan mampu membukukan pertumbuhan yang solid. Kami bangga dapat menjadi bagian dalam perjalanan Qlue baik di Indonesia maupun di pasar-pasar lain ke depannya,"

Menurut COO ASLI RI, Rionald Soerjanto, Qlue memperlihatkan konsistensinya dalam menyediakan ekosistem smart city terlengkap di Indonesia melalui teknologi maju yang berbasis AI dan IoT. Potensi Qlue dalam menciptakan dampak sosial yang luas dan sistemik di masyarakat juga membuat ASLI RI yakin untuk ikut berpartisipasi dalam putaran pendanaan Seri B1 ini.

Pada 2020 lalu, Qlue sukses mencatatkan pertumbuhan bisnis sebesar 70% dibandingkan tahun sebelumnya. Keberhasilan itu diraih berkat strategi Qlue yang agresif mengekspansi bisnisnya di lebih dari 58 kota dan luar negeri dengan total klien mencapai lebih dari 133 selama 2020.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat. Namun, pertumbuhan itu masih dibayangi persoalan seperti masalah kebencanaan, perilaku ilegal, dan infrastruktur perkotaan yang belum memadai. Hal itu juga memunculkan potensi besar pasar smart city yang diprediksi bisa mencapai angka US$820 miliar pada 2025 mendatang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: