Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Geram dengan Kelakuan Turki, Biden Bakal Berhadapan Langsung dengan Erdogan, Apa Berani?

Geram dengan Kelakuan Turki, Biden Bakal Berhadapan Langsung dengan Erdogan, Apa Berani? Kredit Foto: Instagram/Recep Tayyip Erdogan

“Perbedaan signifikan” antara AS dan Turki

Pada Senin (7/6/2021), Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional AS, mengatakan kedua pemimpin akan melihat “perbedaan signifikan” antara Washington dan Ankara.

Berbicara pada briefing Gedung Putih, dia mengatakan Mediterania timur, Suriah, Iran, serta peran yang akan dimainkan Turki di Afghanistan ketika Amerika Serikat menarik diri dari negara itu akan menjadi bagian dari “agenda ekspansif”.

Selain itu, pertemuan itu juga akan meninjau hubungan mereka dan mencari cara bagaimana Amerika Serikat dan Turki menangani beberapa “perbedaan signifikan mereka dalam nilai dan hak asasi manusia dan masalah lainnya”, kata Sullivan.

Ankara dan Washington telah berjuang untuk memperbaiki hubungan, yang tegang dalam beberapa tahun terakhir karena beberapa masalah, termasuk pembelian sistem pertahanan Rusia oleh Turki yang mengakibatkan sanksi AS, perbedaan kebijakan di Suriah, serta kekhawatiran Washington atas rekam jejak hak asasi manusia Ankara.

Kedua sekutu NATO itu juga memiliki pandangan yang berbeda dalam konflik Nagorno-Karabakh serta ambisi minyak dan gas Ankara di Mediterania timur.

Baca Juga: Satu Tahun Jadi Juru Bicara: Ini Bukan tentang Angka

Biden menyebut Erdogan "otokrat"

Joe Biden, yang dalam wawancara akhir 2019 dengan New York Times menyebut pemimpin Turki sebagai "otokrat" dan berbicara tentang keberanian oposisi Turki untuk memaksanya keluar dari kantor. Penasihat Erdogan Ibrahim Kalin kemudian mengatakan analisis Biden ini berasal dari “ketidaktahuan murni, arogansi, dan kemunafikan.”

Hal-hal telah meningkat sedikit untuk sementara. Beberapa hari setelah menjabat, pemerintahan Biden mengkritik pemenjaraan musuh politik Turki seperti politisi Kurdi Selahattin Demirtas dan dermawan Osman Kavala.

Pada bulan April, Biden menjadi presiden AS pertama dalam 40 tahun yang mengakui genosida Armenia, mengecewakan Turki, yang menolak label itu.

Dia juga menunggu tiga bulan setelah menjabat untuk berbicara dengan Erdogan di telepon, yang dianggap banyak orang sebagai hal yang disengaja.

Baca Juga: Ahli Virologi dan Molekuler Biologi: Semua Vaksin Covid-19 Aman dan Sudah Diuji

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: