Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Nasional Tunjukkan Komitmen Berkelanjutan untuk Sektor Kehutanan

Bank Nasional Tunjukkan Komitmen Berkelanjutan untuk Sektor Kehutanan Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Beberapa bank nasional menerapkan kebijakan yang menerapkan komitmen keuangan berkelanjutan dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) ke dalam kebijakan kredit dan investasi. Hal ini sejalan dengan ujaran Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyatakan komitmennya pada green recovery untuk mengurangi emisi karbon.

Untuk menilai dukungan bank terhadap keuangan berkelanjutan, ResponsiBank melakukan assesment kebijakan lembaga keuangan dengan metodologi Fair Finance Guide International (FFGI).

Baca Juga: Guna Menghadapi Tantangan Dunia Perbankan, LPS Luncurkan Proyek Strategis Ini

"Ada 11 bank yang di-assest oleh teman-teman peneliti, empat bank internasional dan tujuh bank nasional," ujar peneliti ResponsiBank Ambarsari Dwi Cahyani pada acara virtual, Rabu (9/6/2021).

Di antara tujuh bank nasional yang diteliti, Ambarsari memaparkan assesment kebijakan dari lima bank nasional, yaitu BRI, Mandiri, BCA, BNI, dan CIMB Niaga.

BRI memiliki kerangka kredit yang melarang pembiayaan kepada usaha atau kegiatan yang memperoleh tanah melalui kekerasan. Pihak ResponsiBank sangat mengapresiasi kebijakan tersebut. Ambarsari meminta Bank BRI untuk terus memantau kebijakan itu agar tetap mengacu pada prinsip FPIC.

Kemudian, Bank Mandiri memiliki kebijakan yang melarang pemberian kredit pada usaha-usaha yang merusak lingkungan, termasuk mengancam tempat atau bangunan cagar budaya, flora, dan fauna yang dilindungi. 

Selanjutnya, Bank BCA meminta dokumen tambahan seperti AMDAL, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), dan Forest Stewardship Council (FSC) untuk proses pembiayaan. Dokumen tambahan tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengurangi risiko dampak bisnis terhadap lingkungan.

Lalu, Bank BNI memberikan syarat kepada debitur industri mebel berorientasi ekspor harus memenuhi eco-labelling dan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SLVK).

Terakhir, CIMB Niaga merencanakan tindakan mitigasi untuk menghindari risiko deforestasi dan hilangnya keanekaragaman hayati akibat pembiayaan sektor berbasis lahan. Namun, belum ada pernyataan kebijakan lebih lanjut untuk elemen tersebut karena CIMB masih mengembangkan kerangka kreditnya. Pihak bank baru memastikan komitmen tersebut tertuang secara eksplisit pada kebijakan bank.

Berdasarkan data-data tersebut, Ambarsari menilai bank nasional telah mulai menunjukkan komitmen untuk menuju keuangan berkelanjutan.

"Komitmen hijau dan berkelanjutan ini perlu dituangkan secara eksplisit baik dalam kebijakan bank maupun implementasi investasi," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: