Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengakuan Menggetarkan Seorang Rabi Soal Yahudi dan Zionis hingga Palestina

Pengakuan Menggetarkan Seorang Rabi Soal Yahudi dan Zionis hingga Palestina Kredit Foto: Antara/REUTERS/Carlo Allegri
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Yahudi dan gerakan Zionisme bukanlah hal yang sama. Keduanya ada perbedaan masing-masing. Seperti Apa? 

Pengakuan rabi Yahudi dan aktivis anti-Zionisme yang disampaikan pada acara konferensi internasional 'Freedom and Right of Return Palestine and 60 Years of Ethnic Cleansing' pada 2008 lalu, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika, cukup mengejutkan.  

Baca Juga: Melihat Palestina dalam Lensa Kacamata Arab Saudi

Zahra, aktivis Neturai Karta International, Dovid Weiss mengatakan seharusnya Israel sadar bahwa ajaran Yahudi tidak mengajarkan untuk mengambil alih wilayah itu. 

"Hal ini membuktikan terdapat perbedaan antara gerakan zionisme Israel dan Yahudi," katanya. Aharon Cohen, yang juga aktivis Neturai Karta International mengatakan, ajaran Yahudi amat mengecam tindakan invasi yang dilakukan Israel. Menurut dia, saat ini terdapat beberapa golongan dalam agama Yahudi. 

Pertama, Yahudi-Ortodoks, yaitu sekelompok Yahudi yang tidak mementingkan akhlak dengan menjajah Palestina dan mengklaim bahwa tanah Palestina milik mereka. Kedua, penganut Yahudi yang meyakini pendirian negara apa pun di dunia, di atas negara lain merupakan tindakan yang dilarang.

"Kelompok Zionis itu termasuk pada kelompok yang menghendaki pendudukan di Palestina," ujarnya. 

Dalam ajaran Yahudi, menurut Cohen, menyadari perlu adanya hak kembali bagi bangsa Palestina. Akan tetapi, lanjutnya, kaum zionis tetap bersikeras untuk melakukan pendudukan terhadap wilayah Palestina. Kelompok ini menurut Cohen merupakan kelompok minorita yang berasal dari kalangan awam, atau bukan rohaniawan Yahudi. 

Masalah yang dihadapi zionis saat ini, menurut Cohen, adalah pertentangan antara kelompok zionis yang menghendaki pendudukan tanah Palestina, dan kelompok yang anti-zionisme yang tidak menghendaki pendudukan itu. 

Sebelumnya, tutur Cohen, penganut Yahudi hidup berdampingan secara damai dengan bangsa Palestina. Akan tetapi, dengan adanya tekanan oleh zionis terhadap bangsa Palestina, terjadilah konflik antardua bangsa itu.

"Bahkan, ketika Inggris menyatakan akan membantu zionis Israel dalam pendudukan itu, teradi perdebatan di kalangan parlemen Inggris antara pro dan kontra terhadap dukungan ini," ungkapnya.

Untuk penyelesaian konflik yang berkepanjangan itu, menurut Cohen, perundingan masih bisa diteruskan.

"Rakyat Palestina harus terus berjuang perjuangkan hak-hak mereka," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: