Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Berikan 4 Dampak Positif

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Berikan 4 Dampak Positif Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Koordinator PMP dan Kerja Sama Ditjen PAUD-Dikdasmen Kemendikbud Katman mengakui pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas memiliki beberapa tantangan, di antaranya biaya persiapan yang mahal serta adanya risiko peningkatan penularan Covid-19. Namun, menurutnya, program ini juga memberikan dampak positif pada beberapa aspek tertenu.

"Memang ada tantangan yang kita hadapi. Tapi sejauh ini, uji coba PTM terbatas ini cukup positif," ujar Katman pada Dialog Produktif Kabar Kamis bertema Kiat Sehat Belajar di Sekolah dan di Rumah, Kamis (10/6/2021).

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Ini untuk Pastikan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Aman dari Covid-19

Dampak positif yang dimaksud Katman mencakup 4 aspek.

Pertama, program ini juga sebagai bentuk pendidikan kepada anak untuk mengadaptasi perilaku baru, yaitu dengan mengkombinasikan sistem belajar PTM terbatas dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

"Kepatuhan terhadap protokol kesehatan (prokes) ini menjadi penting kalau peserta didik benar-benar ingin melakukan pembelajaran tatap muka, jadi kedisiplinan ini bisa ditegakkan dengan mematuhi prokes," jelasnya.

Kedua, adanya tuntutan untuk meningkatkan kreativitas guru. Dengan begitu, guru dapat menyusun cara mengajar yang mengacu pada kompetensi esensial sehingga bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencari solusi, terutama pada sisi pembangunan karakter.

Ketiga, program ini membuka kesempatan untuk meningkatkan kerja sama lintas lembaga, baik itu lembaga pemerintah maupun non pemerintah.

"Dukungan dari pemerintah daerah maupun lembaga lain yang concern terhadap pembelajaran tatap muka dalam masa pandemi ini akan meningkatkan kerja sama lintas lembaga," jelas Katman.

Keempat, PTM terbatas dapat meminimalisir kesenjangan digital antara satuan pendidikan yang berada di wilayah terjangkau internet dengan baik dan yang tidak. Dengan begitu, peserta didik yang berada di wilayah sulit jangkauan internet bisa tetap mendapatkan pembelajaran yang optimal.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: