Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Zionis Juga Perangi Antisemitisme yang Bertebaran di Media Sosial, tapi Apa yang Dicapai?

Zionis Juga Perangi Antisemitisme yang Bertebaran di Media Sosial, tapi Apa yang Dicapai? Kredit Foto: Brent Lewin—Bloomberg/Getty Images
Warta Ekonomi, Jerusalem -

Dua minggu setelah gejolak kekerasan baru-baru ini di Israel dan Gaza, ketika pertikaian atas Israel dan Palestina berkecamuk di media sosial, Julia Jassey bertanya-tanya apakah upayanya sepadan.

Jassey, seorang mahasiswa di University of Chicago, telah menghabiskan sebagian besar tahun dengan tenggelam dalam pertempuran daring (online) seputar Israel dan antisemitisme.

Baca Juga: Setengah Orang Yahudi Israel Percaya Tidak Ada yang Menang dalam Pertempuran Gaza karena...

Musim panas lalu, ketika protes keadilan rasial melanda negara itu, dia dan beberapa mahasiswa lainnya mendirikan Yahudi di Kampus, sebuah akun Instagram yang mencatat antisemitisme dan anti-Zionisme yang dihadapi mahasiswa Yahudi. Itu dimodelkan setelah akun serupa yang mendokumentasikan rasisme di universitas dan sekolah menengah.

Dalam beberapa minggu terakhir, Yahudi di Kampus telah mengumpulkan anekdot anonim antisemitisme online dan secara langsung setelah konflik Israel-Gaza. Jassey mengatakan akun tersebut telah dibanjiri pengajuan. Pada saat yang sama, kritik keras terhadap Israel telah membidik dia dan postingan pribadinya —termasuk beberapa orang yang dia kenal dari sekolah.

“Kami bahkan tidak dapat melakukan diskusi yang berarti, kami hanya bertengkar,” tweetnya pada 3 Juni, dikutip laman Jerussalem Post, Jumat (11/6/2021).

“Itu beracun, dan itu tidak membawa kita ke tempat yang produktif. Ke mana kita pergi dari sini? Saya tidak tahu tentang Anda, tetapi saya bosan dengan itu. ”

Jassey adalah bagian dari sekelompok kecil kaum muda, Yahudi Zionis yang tegas dengan kehadiran media sosial yang aktif yang telah mengambil inisiatif untuk menyerukan dan menanggapi anti-Zionisme, antisemitisme dan banyak contoh di mana mereka percaya bahwa kedua konsep tersebut tumpang tindih.

Tetapi setelah berminggu-minggu memperebutkan Israel dan Yudaisme di Twitter, TikTok dan Instagram, para aktivis itu, dan orang lain yang mengamatinya, bertanya apakah upaya memerangi antisemitisme secara online, secara real time, dapat dimenangkan atau bermanfaat.

Apakah pertarungan itu menciptakan ruang untuk dialog substantif atau mempersempitnya? Dapatkah perang salib untuk memerangi antisemitisme mendistorsi pemahaman kita tentangnya? Apa pengaruhnya terhadap kesehatan mental dan emosional mereka yang terlibat?

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: