Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Benarkah Netanyahu Mengubah Israel Jadi Negara Kediktatoran Gelap?

Benarkah Netanyahu Mengubah Israel Jadi Negara Kediktatoran Gelap? Kredit Foto: Antara/Alex Kolomoisky/Yedioth Ahronoth/POOL via REUTERS
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Benjami Netanyahu dan partainya Likud telah menyatakan retorika yang semakin tidak stabil terhadap lawan dalam beberapa hari terakhir.

Sebagian besar posting ditujukan untuk politisi sayap kanan Naftali Bennett, yang kemungkinan akan menjadi pengganti langsung Netanyahu, dan Yair Lapid, yang akan menjabat setelah Bennett di bawah perjanjian pembagian kekuasaan.

Baca Juga: Kelompok Yahudi Saja Sampai Diteriaki Kiri Radikal, Netanyahu Maunya Apa?

Pada Senin (7/6/2021), akun resmi partai Likud mencuit dalam bahasa Inggris menuduh keduanya "mengubah Israel menjadi kediktatoran gelap dengan undang-undang pribadi yang ditujukan untuk Perdana Menteri Netanyahu mirip dengan perintah Korea Utara atau Iran".

"Bennett melewati setiap garis merah dalam pencarian gilanya untuk kursi perdana menteri dengan cara apa pun," tuding partai itu, dikutip dari Middle East Eye, Jumat (11/6/2021).

"PM Netanyahu memerangi Iran sementara Bennett dan Lapid mengusulkan undang-undang dari Iran," lanjutnya, dalam serangkaian posting itu.

Netanyahu juga menggambarkan pemerintah koalisi baru sebagai serangan terhadap demokrasi Israel itu sendiri, dengan mengatakan Israel "menyaksikan kecurangan pemilu terbesar dalam sejarah negara itu, menurut pendapat saya dalam sejarah demokrasi".

Pekan lalu, surat kabar Israel Haaretz melaporkan bahwa Nadav Argaman, direktur dinas keamanan internal Israel yang dikenal sebagai Shin Bet, telah memperingatkan bahwa retorika yang semakin keras terhadap anggota pemerintah persatuan yang akan datang dapat mengarah pada kekerasan di kehidupan nyata.

Pada saat itu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan kepada surat kabar itu bahwa Gedung Putih percaya "penting untuk menahan diri dari langkah-langkah yang memperburuk ketegangan".

Sementara mantan Presiden AS Donald Trump, yang mengalami pertikaian yang sama dengan lawan-lawannya setelah kalah dalam pemilihan, telah menjalin hubungan yang kuat dengan Perdana Menteri Netanyahu, Presiden AS saat ini Joe Biden memiliki hubungan yang lebih baik dengan pemimpin sayap kanan itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: