Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Perubahan Iklim, Sri Mulyani: Perlu Target Lebih Ambisius

Hadapi Perubahan Iklim, Sri Mulyani: Perlu Target Lebih Ambisius Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Depok -

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa saat ini dunia dihadapkan dengan ancaman yang sama catastrophic-nya, yaitu perubahan iklim atau Climate Change. Berbagai studi menunjukkan bahwa dampak dari Climate Change akan sangat dahsyat; setiap negara harus menyiapkan strategi dan berkontribusi karena ini adalah persoalan global.

Salah satu studi yang sering dijadikan referensi untuk pertemuan-pertemuan Climate Change di dunia merujuk pada laporan United Nations Environment Programme mengenai kesenjangan emisi.

“Bahwa dunia saat ini suhunya 1.1?C lebih hangat dibandingkan pra industrialisasi. Artinya, konsekuensinya ada di berbagai belahan dunia melihat fenomena yang cukup catastrophic, seperti di Indonesia frekuensi hujan yang terus menerus hinga 18 bulan terakhir atau bencana yang berasal dari hidrometeorologi. Di kutub utara dan selatan adalah fenomena cairnya es, di seluruh negara mengalami perubahan iklim yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan atau hujan yang terus-menerus,” katanya webinar dengan tema “Climate Change Challenge: Preparing for Indonesia’s Green and Sustainable Future” di Depok, Jumat (11/6/2021).

Baca Juga: Keberhasilan Indonesia Turunkan Deforestasi Terendah Sepanjang Sejarah Berkontribusi untuk Iklim

Baca Juga: Teknologi Saat Ini Tak Bisa Lawan Perubahan Iklim, Bill Gates Kasih Solusi!

Baca Juga: 2022, Sri Mulyani Ajukan Anggaran Rp43,19 Triliun

Dengan kondisi demikian, kata Sri Mulyani, artinya masyarakat dihadapkan pada konsekuensi, yaitu harus beradaptasi pada perubahan iklim atau aktif memitigasi risikonya. 

"Kalau setiap negara melaksanakan kontribusi penurunan karbon ternyata dunia tidak akan terhindar dari kenaikan suhu, karena berdasarkan Nationally Determined Contribution (NDC) di Paris bahwa dunia pada tahun 2030 suhunya naik menjadi 3,2?C di atas pra industri,” ucapnya.

Menurut para ahli, suhu tersebut telah melewati batas kenaikan suhu maksimal yang bisa ditahan/dilalui oleh bumi yaitu 1.5-2?C. Oleh karena itu, belajar dari pandemi Covid-19, maka dengan waktu kurang dari 10 tahun dunia dihadapkan pada bencana lain, yaitu Climate Change.

Menurut Sri Mulyani, perlu target yang lebih ambisius, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan CO2 emission-nya yaitu 29% dengan menggunakan upaya dan resources sendiri; atau dapat menurunkan CO2 emission sebesar 41% apabila mendapatkan dukungan internasional.

“Untuk meng-address issue Climate Change bukan sebuah upaya yang murah dan gratis. Indonesia sudah menerjemahkan upaya penurunan emisi karbon untuk bisa mencapai komitmen tersebut pada program nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah diantaranya program Prioritas Nasional nomor 6,” kata Sri Mulyani.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: