Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Terbendung! Ganjar Pranowo Mampu Jadi 'Nomor Satu' Capres Unggulan, Syaratnya...

Tak Terbendung! Ganjar Pranowo Mampu Jadi 'Nomor Satu' Capres Unggulan, Syaratnya... Kredit Foto: Instagram/Ganjar Pranowo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dibandingkan sejumlah kandidat kuat lainnya, Ganjar Pranowo memiliki peluang terbesar untuk dipilih sebagai presiden. Namun, dengan satu syarat: nama Ganjar lebih dikenal oleh masyarakat.

Hal itu terungkap dari survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang disampaikan Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad, dalam rilis hasil penelitian bertajuk "Partai Politik dan Calon Presiden: Sikap Pemilih Dua Tahun pasca Pemilu 2019" yang diselenggarakan secara daring pada Minggu, 13 Juni 2021, di Jakarta.

Baca Juga: Survei Membuktikan: Warga yang Puas Kinerja Jokowi Cenderung Pilih Ganjar Pranowo

Menurut Saidiman, survei nasional SMRC menunjukkan saat ini tokoh dengan elektabilitas tertinggi untuk menjadi capres adalah Prabowo Subianto. "Namun, keunggulan Prabowo ini sangat mungkin terjadi karena namanya jauh lebih dikenal dibandingkan kandidat-kandidat lain," ujar Saidiman. "Akan lain halnya kalau para pesaing Prabowo juga memiliki tingkat keterkenalan serupa."

Survei SMRC menunjukkan Prabowo dikenal hampir semua warga. Sekitar 98% warga menyatakan mengetahui Prabowo. Keterkenalan Prabowo ini jauh di atas Anies Baswedan yang dikenal 83% warga dan Sandiaga Uno yang juga dikenal 83%.

Tingkat keterkenalan mereka bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan sejumlah pejabat publik lainnya, seperti Ridwan kamil (65%), Ganjar (57%), Tri Rismaharini (54%), dan Khoffifah Indar Parawansa (48%).

Lebih jauh survei SMRC menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara dikenal dan disukai. Prabowo yang dikenal 98% warga, ternyata hanya disukai oleh 78% mereka yang mengenalnya. Begitu juga Anies yang dikenal 83% warga, ternyata hanya disukai 75% mereka yang mengenalnya. Hanya Sandiaga Uno yang relatif konsisten. Sandi dikenal 83% warga, dan disukai 85% warga yang mengenalnya.

Di sisi lain, sejumlah tokoh yang tingkat keterkenalannya jauh lebih rendah, ternyata tingkat disukainya relatif lebih tinggi, seperti: Ganjar (tahu 57%, suka 84%), Ridwan Kamil (tahu 65%, suka 85%), Risma (tahu 54%, suka 84%), dan Khoffifah (tahu 48%, suka 81%).

Karena itu, menurut Saidiman, untuk mengukur peluang keberhasilan masing-masing capres, faktor keterkenalan harus turut diperhitungkan. "Begitu faktor keterkenalan disertakan, terlihat bahwa peluang Ganjar lebih besar dibandingkan kandidat-kandidat lain," ujarnya.

SMRC membuat dua simulasi. Pertama adalah dengan hanya mengukur dukungan di antara warga yang mengetahui 6 nama calon (Prabowo, Anies, Ganjar, Sandi, Ridwan, dan Agus Harimuti Yudhoyono). Dalam simulasi ini, dengan memilih 8 nama, nama yang paling banyak dipilih adalah Ganjar (27,8%), diikuti Prabowo (16,7%), Anies (13,7%), dan Sandiaga (8,3%).

Simulasi kedua, mengukur dukungan di antara warga yang mengetahui 3 nama calon (Prabowo, Anies, dan Ganjar). Dalam simulasi ini, dengan memilih 3 nama, survei membuktikan bahwa Ganjar akan dipilih oleh 43,3%, Prabowo 24,4%, dan Anies 21,7%.

"Dengan demikian, survei ini menunjukkan bahwa kalau saja tingkat dikenalan semua tokoh sama, kemungkinan besar Ganjar akan memenangkan pertarungan," ujar Saidiman.

Menurut Saidiman, terdapat kecenderungan bahwa mereka yang mengenal Ganjar akan cenderung menyukainya. "Jadi diperkirakan," kata Saidiman, "kalau tingkat kedikenalan Ganjar bisa sejajar dengan Anies atau bahkan Prabowo, peluang terpilihnya Ganjar sebagai presiden lebih besar dari kedua pesaingnya tersebut."

Survei nasional ini dilakukan pada 21-28 Mei 2021. Tim peneliti mewawancarai langsung 1.220 responden berusia 17 tahun ke atas di seluruh Indonesia dengan mematuhi protokol kesehatan. Responden dipilih melalui metode multistage random sampling. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1.072 atau 88%. Sebanyak 1.072 responden ini yang dianalisis. Margin of error penelitian diperkirakan 3,05%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: