Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kata Prabowo Subianto: Emang Gue Tukang Maki-maki Ya?

Kata Prabowo Subianto: Emang Gue Tukang Maki-maki Ya? Kredit Foto: Rakyat Merdeka

“Berkompetisi itu biasa. Kalau sudah selesai, kenapa harus berantem. Pak Jokowi itu cinta Tanah Air, saya juga. Lebih baik kita sama-sama mengabdi untuk Indonesia,” jawabnya.

Deddy juga bertanya kepada Prabowo soal dirinya yang jarang bicara selama menjadi Menteri Pertahanan. Termasuk soal heboh pengadaan alutsista sebesar Rp1.769 triliun.

Prabowo memberikan alasan kenapa jarang mau bicara. Kata dia, di satu sisi, topik yang berkaitan dengan pertahanan itu merupakan rahasia. Di sisi lain, rakyat yang ingin tahu harus dikasih jawaban.

Soal alutsista, kata Prabowo, itu merupakan perintah Jokowi yang pernah menugasinya di awal menjabat sebagai Menteri Pertahanan, untuk membuat konsep besar pertahanan Indonesia untuk 25 tahun ke depan. Harusnya, kata dia, konsep tersebut sudah selesai sejak lama. Tapi karena pandemi, jadi tertunda.

“Dan, ini masih digodok. Belum ada keputusan. Nanti kan presiden akan bertanya pada menteri-menteri yang lain. Jadi masih jauh. Heran, kenapa bisa bocor,” jawab eks Pangkostrad ini.

Dari sana, topik pembicaraan berbelok ke soal Pilpres 2024. Pertanyaan soal ini tak hanya diajukan sekali, tapi berkali-kali. Prabowo sampai bosan menjawabnya. “Ngomong presiden mulu,” ucap Prabowo, sambil tersenyum.

Saat pertama kali ditanya soal capres, Prabowo tak menjawab lugas. Sambil bercanda, ia mengajak Deddy ikut tim suksesnya. Namun, saat kembali ditanya soal ini, di akhir video, Prabowo akhirnya mau menanggapi dengan sedikit serius. Kata dia, soal capres adalah soal pengabdian. Kalau diberi kepercayaan dan kesempatan, kenapa tidak? “Saya kira semua orang yang cinta Tanah Air, kalau diberi kesempatan untuk mengabdi, pasti mau,” tegasnya.

Hanya saja, kata Prabowo, ada banyak faktor untuk jadi capres. Di antaranya, soal dukungan, kerjasama dengan partai koalisi, dan macam-macam. Modal popularitas dan elektabilitas belum cukup. “Kita kan nggak bisa maju sendiri, harus ada teman dan dukungan kiri kanan, tidak semudah itu, kita realistislah,” ucapanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: