Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank di Negara Ini Kategorikan Kripto Berisiko Tinggi

Bank di Negara Ini Kategorikan Kripto Berisiko Tinggi Kredit Foto: Unsplash/Executium
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aturan baru yang diumumkan oleh Komisi Layanan Keuangan Korea Selatan, atau FSC, diperkirakan akan memengaruhi sekitar 60 pertukaran mata uang kripto yang tidak sah di negara tersebut, dan kebijakan baru untuk bank akan mengharuskan mereka mengklasifikasikan klien pertukaran kripto sebagai "berisiko tinggi."

Pedoman baru diumumkan pada hari Minggu dan dimaksudkan untuk memastikan bahwa pertukaran crypto memperkuat pemantauan transaksi mereka dan menegakkan persyaratan ID pengguna yang kuat.

Baca Juga: Afrika Selatan Revisi Undang-Undang Soal Kripto

Hingga saat ini, hanya empat bursa terbesar di Korea Selatan yang telah membuat akun dengan nama asli yang telah dikliring oleh bank. FSC membenarkan tindakannya dengan mencatat bahwa ada permintaan tinggi dari pelanggan untuk perlindungan lebih untuk aset mereka yang disimpan di bursa mata uang kripto yang lebih kecil.

Bank harus menolak layanan mereka kepada klien pertukaran mana pun yang gagal mematuhi langkah-langkah verifikasi ID dan melaporkan aktivitas mencurigakan — misalnya, transfer besar yang dilakukan ke operator pertukaran kripto dari akun tak dikenal — ke Unit Intelijen Keuangan Korea.

Federasi Bank Korea dan beberapa pemberi pinjaman komersial telah mengajukan banding ke FSC untuk mengurangi kewajiban mereka atas kejahatan keuangan di bursa kripto, yang dapat meningkat karena sektor pertukaran berada di bawah pengawasan peraturan yang lebih besar.

Beberapa institusi khawatir bahwa pemeriksaan dan penerimaan mereka terhadap pertukaran crypto tertentu dapat dikutip oleh investor sebagai dasar kepercayaan platform. Seorang pejabat industri mengatakan kepada wartawan:

“Bank pada dasarnya dipaksa untuk bertanggung jawab atas penerbitan rekening dengan nama asli. Oleh karena itu, masuk akal bahwa harus ada kekebalan untuk melakukan tugas yang berbahaya dan mahal itu,” kata pejabat yang tak disebutkan namanya tersebut dikutip dari Cointelegraph, Selasa (15/6/2021).

Bukan hanya bank yang vokal tentang perubahan regulasi di sektor ini. Dalam beberapa minggu terakhir, bursa kecil dan menengah di Korea Selatan menyatakan keprihatinan mereka pada pertemuan dengan regulator keuangan, menekankan biaya layanan bank yang mahal yang membuat kemitraan menjadi sangat mahal untuk bisnis kecil.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: