Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

dr Reisa: Jangan Pertaruhkan Kesehatan, Tingkatkan Penerapan Protokol Kesehatan!

dr Reisa: Jangan Pertaruhkan Kesehatan, Tingkatkan Penerapan Protokol Kesehatan! Kredit Foto: Instagram/Reisa Broto Asmoro
Warta Ekonomi, Jakarta -

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr Reisa Kartikasari Broto Asmoro, mengatakan bahwa saat ini rumah sakit penuh pasien Covid-19. Varian baru Covid-19 juga makin banyak beredar.

Menurut dr Reisa, dampak Covid-19 bisa berbeda-beda terhadap tiap orang. Ada yang tidak bergejala, tetapi beberapa pasien menjadi kritis dan fatal.

Baca Juga: Vaksin untuk Vaksinasi Gotong Royong dan Program Pemerintah Tetap Dibedakan

"Jangan ambil risiko, lindungi diri untuk lindungi keluarga dan orang terdekat kita. Jangan pertaruhkan kesehatan diri dan keluarga hanya karena lalai menerapkan protokol kesehatan," tegas dr Reisa, Rabu (16/6/2021).

Dia menambahkan, Bed Occupancy Rate yang tinggi bukan saja menandakan banyak daerah kembali ke zona merah atau risiko tinggi, melainkan juga membuat penderita penyakit kritis lainnya, seperti jantung, sulit mendapatkan tempat perawatan yang layak. Susah mendapatkan perhatian lebih dari dokter spesialis yang merawatnya, dan membuat keluarga mereka khawatir karena berada di rumah sakit yang penuh pasien Covid-19.

Menurut panduan menekan risiko, lanjut dr Reisa, dikenal istilah gas dan rem. Peningkatan yang terus-menerus seperti saat ini akan mungkin mengembalikan ke situasi pengetatan kegiatan masyarakat.

Jumlah absensi kantor dikurangi. Jam buka tempat usaha dikurangi dan beberapa kegiatan sosial budaya kembali diatur dengan ketat seperti dikurangi pesertanya. "Rencana sekolah tatap muka kemungkinan akan tertunda di wilayah zona merah," kata dr Reisa.

Dia mengatakan, ada beberapa cara berkontribusi menekan laju penularan dan mengembalikan situasi kota dan kabupaten ke risiko rendah atau zona hijau.

Menurutnya, bagi mereka yang merasa kontak erat dengan pasien positif, segera laporkan diri ke puskesmas terdekat. Berani dites dan apabila positif, informasikan secara terus terang tentang siapa saja yang telah kontak erat dengannya selama beberapa hari ke belakang.

Pengendalian penularan saat ini bisa ditangani dengan 3T, tes, telusur, tindak lanjut dan terapinya atau dikenal juga dengan tes, lacak, dan isolasi.

Dia kembali menegaskan, isolasi mandiri bukan tanpa sepengetahuan orang lain. Lapor ke puskesmas dan tetap konsultasi dengan dokter. Konsultasi rutin dengan dokter dapat segera membantu pasien mendapatkan pertolongan dan perawatan.

"Terlambat dirawat dapat berisiko bagi keselamatan nyawa. Puskesmas dan dokter dapat membantu memberikan informasi ketersediaan ruang rawat inap di rumah sakit atau memberikan rujukan ke karantina terpusat yang dibiayai pemerintah," ujar dr Reisa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: