Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Figur Presiden Selalu dari Suku Jawa, Pengamat: Indonesia Kapan Maju?

Figur Presiden Selalu dari Suku Jawa, Pengamat: Indonesia Kapan Maju? Kredit Foto: GenPI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kredibilitas Presiden Republik Indonesia tak hanya diukur dari asal usul kesukuan atau tanah kelahiran.

Lebih dari itu, calon pemimpin harusnya bisa memenuhi aspek kemampuan dan kelaikan untuk mengamban tugas dan amanah rakyat.

Baca Juga: Dominasi Keturunan Jawa di Pilpres, Ternyata Alasannya Begini, Pakar Blak-blakan...

Selama 76 tahun merdeka, pemimpin dari keturunan Jawa masih sangat dominan menempati tahta di Istana.

Melihat fenomena ini, peneliti dari Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho menilai keadaan itu menjadi penghambat langkah Indonesia. 

"Faktanya setelah hampir 76 tahun merdeka dan hampir semua pemimpin ialah orang Jawa, bangsa Indonesia gagal untuk menjadi negara maju," beber Catur kepada GenPI.co, Jumat (18/6). 

Menurutnya, dengan sumber daya yang melimpah dari berbagai faktor seharusnya Indonesia bisa menjadi negara maju. 

Sebab, Catur menganggap bahwa Indonesia tidak akan pernah kekurangan calon pemimpin yang layak meski bukan orang Jawa. 

Selain itu, Catur menilai pemerintah terlihat abai tentang SDM yang melimpah tersebut. 

"Sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang berlimpah, Indonesia seharusnya bisa menjadi negara maju," jelasnya. 

Dengan demikian, Catur berharap kepada para calon dari luar Jawa untuk kembali muncul sebagai kandidat pemimpin Indonesia. 

Sejarah nenek moyang sebagai pelaut dan petani, kata Catur, menjadi salah satu hal yang perlu diresapi untuk para calon pemimpin. 

Catur lantas menegaskan bahwa Indonesia memiliki banyak calon kuat selain dari tanah Jawa. 

"Saya berharap ada tokoh dari luar Jawa seperti TGB (Tuan Guru Bajang) Muhammad Zainul Majdi berani tampil untuk kontestan politik ke depannya," imbuhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: