Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan Pecah Rekor Lagi, Kasus Covid-19 Bakal Meledak Jika Tak Segera Tarik Rem Darurat!

Bukan Pecah Rekor Lagi, Kasus Covid-19 Bakal Meledak Jika Tak Segera Tarik Rem Darurat! Kredit Foto: Antara/Siswowidodo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengungkapkan, lonjakan kasus harian Covid-19 di Jakarta bukan saja karena faktor mudik Lebaran. Namun, banyak faktor yang memicunya.

"Bukan hanya faktor mudik Lebaran, tapi akumulasi dari banyak faktor," ungkap Dicky dalam keterangan lewat pesan suara, Minggu (20/6).

Dikatakannya, rangkaian pemilu di wilayah penyangga dan provinsi terdekat menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, faktor lainnya yakni meningkatnya klaster perkantoran yang disebabkan terlalu longgar dan minim pengawasan.

Baca Juga: Oh Jadi ini! Biang Kerok Lonjakan Kasus COVID 19

Ini semua, lanjut Dicky, bermuara dari kebijakan pembatasan yang tidak tegas. "Jika tidak diambil keputusan tepat secepatnya, empat pekan ke depan, bisa meledak semakin parah," ingatnya.

Diketahui, peningkatan kasus harian Covid-19 di Ibu Kota Jakarta kian mengganas. Dalam 24 jam, terdapat penambahan 5.582 kasus per Minggu (20/6).

Artinya tiga hari beruntun, kasus Corona di DKI Jakarta pecah rekor. Sehari sebelumnya, Sabtu (19/6), penambahan kasus Corona mencapai 4.895. Sementara Jumat (18/6) kasus Corona di Jakarta mencapai 4.737.

Kembali ke Dicky, Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan wilayah aglomerasi, serta secara khusus seluruh Pulau Jawa, harus segera menarik rem darurat.

Baca Juga: Soal Penarikan Rem Darurat, Polda Metro Jaya Keputusan Ditangan Anies Baswedan

Sebab, meski keputusan memperketat dengan karantina wilayah sudah tepat, namun perlu lebih terukur dan lebih diperkuat. Pemerintah pusat dan daerah perlu memperkuat respons dan memperbaiki strategi menagantisipasi ledakan kasus Covid-19.

"Sembari protokol kesehatan 5M, 3T, dan vaksinasi terus berjalan, pengetatan harus berlangsung lebih dari dua pekan. Faktor timing perlu diperhatikan. Ini jadi indikator kesuksesan penanggulangan pandemi. Jangan dua pekan, setidaknya dua kali masa inkubasi," ujarnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: