Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peneliti Oxford Cuma Puji Anies, Kepala Daerah yang Lain Tidak

Peneliti Oxford Cuma Puji Anies, Kepala Daerah yang Lain Tidak Kredit Foto: Instagram/Anies Baswedan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kasus baru Covid-19 di Tanah Air melonjak sepekan terakhir. Peneliti Eijkman-Oxford Clinical Research Unit Iqbal Elyazar menilai kenaikan kasus dan kematian Covid-19 saat ini seperti sejarah yang berulang.

Iqbal melihat mobilitas di Jawa, bahkan setiap provinsi, berdampak pada kenaikan kasus Covid-19 hingga kematian akibat virus ini.

"Mengenai apakah kasus Covid-19 baru dan kematiannya saat ini sudah mengkhawatirkan? Ini bisa dilihat kok berdasarkan pengalaman tahun lalu. Jadi, sejarah berulang," kata Iqbal saat berbicara di konferensi virtual CISDI, Minggu (20/6/2021).

Baca Juga: Janji Politik Anies Baswedan Dikuliti Habis-habisan, Apa Capaiannya?

Artinya, dia melanjutkan, apa yang terjadi saat Lebaran tahun lalu, kemudian kembali terjadi di akhir tahun 2020 kemudian di awal 2021, ternyata kondisinya terjadi lagi sekarang. Sebenarnya, ia mengaku sudah berbicara potensi terjadi masalah ini sejak April-Mei kemarin.

Ke depannya, Iqbal berharap masalah ini dibahas di sidang kabinet. Selain peningkatan kasus yang kembali terjadi, ia juga menyoroti kepala daerah seperti gubernur, wali kota, bupati yang belum bisa terbuka mengenai masalah ini.

"Ada inkonsistensi, regulasinya banyak tapi pemerintah daerah (pemda) tidak mampu menjaganya. Level eksekusinya harus diperbaiki," ujar Iqbal.

Baca Juga: Satu Tahun Jadi Juru Bicara: Ini Bukan tentang Angka

Baca Juga: Ahli Virologi dan Molekuler Biologi: Semua Vaksin Covid-19 Aman dan Sudah Diuji

Ia meminta pemda jangan mengeklaim kalau wilayahnya aman dari Covid-19 bahkan mengucapkan iming-iming zona merah di Jawa-Bali sudah berkurang pada Februari hingga Maret lalu. Padahal di satu sisi, masyarakat tidak diperlihatkan jumlah testing-nya. 

"Kalau mau bicara itu (zona hijau hingga merah), buka juga masalah testing-nya. Jadi bisa tahu apakah zona-zona itu valid atau tidak," ujarnya.

Permintaan ini diucapkan lantaran Iqbal tidak bisa melihat jumlah pengujian spesimen yang dilakukan per kabupaten. Menurutnya, hanya satu provinsi yaitu DKI Jakarta di bawah Anies yang membuka data jumlah pengujian per hari tapi provinsi lain tidak pernah mengungkapnya. 

"Jadi, kalau bisa yang namanya gubernur, wali kota, bupati tolong dibuka datanya. Narasi daerah hijau tidak perlu diulang kalau datanya tidak muncul," kata dia.

Baca Juga: Kondisi Sedang Gawat Begini Eh Malah Buat Bingung Masyarakat, Anies Auto Kena Semprot Deh

"Ada inkonsistensi, regulasinya banyak tapi pemerintah daerah (pemda) tidak mampu menjaganya. Level eksekusinya harus diperbaiki," ujar Iqbal.

Baca Juga: Satu Tahun Jadi Juru Bicara: Ini Bukan tentang Angka

Baca Juga: Ahli Virologi dan Molekuler Biologi: Semua Vaksin Covid-19 Aman dan Sudah Diuji

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: