Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ambil Kesempatan dalam Kesempitan! Asing Habiskan Ratusan Miliar Rupiah Buat Saham Ini

Ambil Kesempatan dalam Kesempitan! Asing Habiskan Ratusan Miliar Rupiah Buat Saham Ini Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ambil kesempatan dalam kesempitan, begitu kiranya gambaran perdagangan di pasar modal domestik pada awal pekan ini. Ketika IHSG terpangkas akibat kekhawatiran Covid-19 yang melonjak, investor asing ramai-ramai berbelanja saham diskon. 

Melansir dari RTI, hanya dalam setengah hari perdagangan asing telah menghabiskan dana untuk berbelanja saham dengan net buy Rp737,52 miliar pada Senin, 21 Juni 2021 siang. Tak main-main, saham yang paling banyak diborong adalah saham bluechipBaca Juga: Se-Asia Ambruk Berjemaah! IHSG Dsikon Parah, Asing Belanja Ratusan Miliar Rupiah

Berada di posisi teratas, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi yang paling banyak diborong dengan net buy Rp50,7 miliar. Sampai dengan akhir perdagangan sesi I, saham BNI pun masih terdiskon hingga -0,61% ke level Rp4.910 per saham.  Baca Juga: Covid-19 Bikin Ketar-Ketir, Rupiah Hari Ini Ngamuk di Hadapan Mata Uang Global

Masih dari sektor perbankan Himbara, saham yang ramai dibeli berikutnya adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Nilai beli bersih atas saham BRI per jeda siang mencapai Rp44,7 miliar. Bedanya dengan BNI, saham BRI kini parkikr di zona hijau dengan apresiasi 1,02% ke level Rp3.950 per saham.

Saham bluechip berikutnya yang banyak dibeli adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan net buy Rp4.980 per saham dan ditutup hijau 1,63% ke level Rp4.980 per saham. Berikutnya, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga ramai masuk keranjang investor dengan nilai beli bersih hingga Rp19,2 miliar, meski akhirnya harus ditutup merah -2,82% ke level Rp6.025 per saham pada akhir sesi I.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: