Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menlu Israel Rencanakan Kunjungan ke Uni Emirat Arab, Jadi Resmikan Kedubes?

Menlu Israel Rencanakan Kunjungan ke Uni Emirat Arab, Jadi Resmikan Kedubes? Kredit Foto: Reuters/Ronen Zvulun
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Menteri luar negeri Israel yang baru diangkat, Yair Lapid, akan berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA) pekan depan. Ini adalah kunjungan pertama diplomat tinggi Israel ke UEA setelah normalisasi hubungan antara kedua negara tahun lalu.

Dilansir Al Jazeera, Kementerian Luar Negeri Israel pada Senin (21/6/2021) mengatakan Lapid akan mengunjungi UEA pada 29-30 Juni. Dalam kunjungan itu, Lapid akan meresmikan kedutaan besar Israel di Abu Dhabi dan konsulat di Dubai.

Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Kompleks Al-Aqsa di Yerusalem Setelah Tahu...

September lalu, UEA telah menandatangani sejumlah kesepakatan bisnis dengan Israel. Kedua pihak sepakat untuk mengabaikan persyaratan visa bagi warga negara masing-masing dan menandatangani sejumlah perjanjian bilateral tentang investasi, pariwisata, penerbangan langsung, keamanan, dan telekomunikasi.

UEA adalah negara Teluk Arab pertama yang mengumumkan normalisasi hubungan dengan Israel. Negara Arab lainnya yang menormalisasi hubungan dengan Israel yaitu Bahrain, Maroko, dan Sudan. Mereka menjalin hubungan diplomatik dengan Israel di bawah Abraham Accord yang ditengahi oleh mantan presiden AS Donald Trump.

Tak lama setelah kesepakatan tercapai, pemerintahan Trump mengizinkan penjualan 50 jet tempur F-35 canggih ke UEA. Penjualan itu menjadikan UEA sebagai negara kedua di Timur Tengah yang memiliki jet temput F-35 setelah Israel.

Pemerintah baru di Israel dan AS mengatakan mereka berharap dapat mencapai kesepakatan serupa dengan negara-negara Arab lainnya.  Sebelum pemerintahan Trump membuat Abraham Accord, satu-satunya negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel adalah Mesir dan Yordania.

Abraham Accord mematahkan konsensus yang dicapai di antara sebagian besar negara Arab. Konsensus tersebut mengatakan pengakuan resmi atas Israel bergantung pada akhir pendudukan wilayah Palestina dan pembentukan solusi dua negara.

Palestina telah mengutuk normalisasi hubungan sejumlah negara Arab dengan Israel. Palestina menyebut normalisasi hubungan itu adalah pengkhianatan besar oleh negara-negara Arab dan merusak upaya Palestina untuk merdeka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: