Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gerak Harga CPO di Pekan III Juni 2021: Mulai Melantai

Gerak Harga CPO di Pekan III Juni 2021: Mulai Melantai Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Melewati pekan III Juni 2021, harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada CIF Rotterdam basis tercatat menguat hingga 72,5 persen dari yang sebelumnya US$607 per MT atau setara dengan Rp8.740.800 (kurs Rp14.400) menjadi US$1.047 per MT atau setara dengan Rp15.076.800 per MT (kurs Rp14.400) secara y-o-y.

Jika dibandingkan pekan lalu, average price yang tercatat tersebut melemah 5,6 persen dari yang sebelumnya sebesar US$1.109 per MT atau setara dengan Rp15.969.600 per MT (kurs Rp14.400). Kendati demikian, harga harian CPO dalam periode tersebut sudah kembali berada di atas level US$1.000 per MT, yang berarti lebih baik dibandingkan pekan sebelumnya.

Baca Juga: Riset Kemenlu: Kontribusi Minyak Sawit Paling Besar terhadap SDGs

Sejumlah ahli memperkirakan, lockdown yang diberlakukan kembali di Malaysia berdampak pada penumpukan stok minyak sawit dan menjadi salah satu sentimen penurunan harga CPO global. Pada saat yang bersamaan, juga terjadi penurunan impor minyak sawit dan produk turunannya dari India.

Perlu diketahui, India merupakan salah satu importir utama CPO sehingga penurunan impor dari negara ini akan banyak berpengaruh terhadap pelemahan harga CPO. Tidak hanya itu, penurunan harga minyak nabati lain, seperti minyak kedelai selaku substitusi CPO, juga turut membebani harga CPO.

Jika melihat ke kuotasi harga, harga CPO sudah anjlok lebih dari 20 persen dari level tertingginya. Hal ini bisa menjadi pertanda bahwa harga akan memasuki tren bearish-nya. Penurunan harga CPO di paruh kedua tahun ini juga didukung dengan adanya prospek perbaikan produksi.

Sementara itu, trader minyak sawit senior di Interband Group of Companies, Jim Teh, mengatakan bahwa penurunan harga CPO masih akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan sebab tingginya persediaan di Malaysia dan Indonesia, sebaliknya permintaan masih lemah.

"Tidak ada peristiwa besar (yang dapat memicu peningkatan permintaan) dalam beberapa bulan ke depan. Kami memperkirakan tren masih bearish, begitu juga dengan lemahnya permintaan yang membuat harga CPO akan terus menurun," kata Teh seperti dilansir The Star.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: