Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hobinya Membantu, Inilah Sosok Jutawan Gaza yang Gemar Ringankan Beban Krisis di Wilayahnya

Hobinya Membantu, Inilah Sosok Jutawan Gaza yang Gemar Ringankan Beban Krisis di Wilayahnya Kredit Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa
Warta Ekonomi, Gaza -

Jalur Gaza, Palestina, menjadi sebuah wilayah tempat lebih dari setengah dari dua juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Meski demikian, tetap ada ratusan orang yang dikenal sebagai miliarder atau jutawan yang diyakini siap membantu dan memastikan agar mereka mendapatkan bantuan.

Satu bulan setelah berakhirnya operasi militer Israel di Jalur Gaza, upaya internasional untuk membangun kembali wilayah yang hancur terus berlanjut. Dilansir Sputnik, Mesir menjadi salah satu negara tetangga yang telah mengiris peralatan serta tenaga profesional untuk membantu rekonstruksi.

Baca Juga: Karena Hal Ini, Hamas Berani Bilang Israel Gak Punya Niat Baik buat Setop Krisis Gaza

Selain itu, Mesir juga menjanjikan dana hingga setengah miliar dolar AS untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi di Jalur Gaza. Langkah serupa juga diambil oleh Qatar yang mengatakan siap menginvestasikan setengah miliar dolar AS ke daerah kantong pantai tersebut.

Uni Emirat Arab (UEA) mengirim berton-ton makanan dan pasokan medis ke Gaza. Meski demikian, tidak hanya upaya internasional yang menjaga wilayah ini tetap bertahan. Di dalam Jalur Gaza, juga terdapat orang-orang yang datang untuk menyelamatkan perekonomian wilayah itu dan penduduknya yang miskin.

Jawdat al-Khodary, seorang miliarder Palestina, mengatakan siap melakukan yang terbaik untuk membantu sesama. "Setiap orang kaya, baik di Gaza maupun Tepi Barat, harus memenuhi tanggung jawab mereka terhadap komunitas mereka dan membantu sedapat mungkin," ujar al-Khodary.

Al-Khodary mengatakan, secara pribadi mencoba membantu dalam kasus-kasus paling mendesak. Terutama kepada keluarga yang kehilangan rumah, pabrik, dan toko mereka. Sebelumnya, dilaporkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan ‘Operasi Penjaga Tembok’ yang memberi pukulan telak bagi Jalur Gaza.

Kondisi ini membuat setidaknya dua ribu tempat tinggal, empat masjid, dan puluhan kantor polisi hingga institusi medis, sekolah, serta fasilitas lainnya, sebagian atau seluruhnya, hancur. Bahkan, sebelum serangan militer Israel selama 11 hari pada Mei lalu terjadi, kehidupan di Jalur Gaza penuh dengan tantangan.

Selain setengah populasi yang hidup dalam kemiskinan, mereka juga harus menghadapi berbagai keterbatasan. Tak sedikit yang pada akhirnya memilih melarikan diri ke negara, seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: