Bitcoin di Ambang Kinerja Kuartal Terburuk di Tahun Ini

Warta Ekonomi, Jakarta -

Bitcoin siap untuk mencatat kuartal dengan kinerja terburuk sejak dimulainya tren bearish 2018. Kuartal saat ini juga berada di jalur untuk menjadi rekor terburuk kedua untuk BTC dalam hampir delapan tahun sejak awal 2014.

Dilansir dari laporan Cointelegraph (24/6/2021), menurut agregator data crypto, Skew, Bitcoin saat ini turun hampir 46% untuk kuartal ini, kuartal terlemah sejak Q1 2018—ketika kehilangan sekitar 50% dari nilainya hanya dalam tiga bulan di tengah penurunan dari tertinggi sepanjang masa 2017.

Baca Juga: Mark Cuban Bersabda, Bitcoin Mengudara!

Sejak awal 2019, Q2 2021 hanyalah kuartal keempat yang mengalami penurunan nilai Bitcoin dengan harga BTC turun sekitar 10,6% selama Q1 tahun 2020; 13,6% di Q4 2019; dan 21,5% di Q3 2019.

Menurut laporan mingguan Arus Dana Aset Digital 21 Juni CoinShares, investor institusional terus melepas eksposur Bitcoin selama enam minggu berturut-turut dengan produk investasi pelacakan BTC mengalami arus keluar US$89 juta selama tujuh hari.

Secara keseluruhan, gabungan produk investasi crypto mengalami arus keluar minggu ketiga berturut-turut dengan investor mengeluarkan US$79 juta dari sektor ini minggu lalu. Namun, CoinShares mencatat bahwa produk multi-aset melihat arus masuk sebesar US$10 juta, diikuti oleh Polkadot dengan US$1,2 juta, dan Ripple dengan US$800.000.

Institusi tidak sendirian dalam mengurangi eksposur Bitcoin mereka. Data dari penyedia analisis on-chain, Glassnode, mengungkapkan bahwa meja perdagangan OTC dan penambang juga menurunkan koin.

Menurut Glassnode, kepemilikan BTC dari meja OTC telah turun ke level terendah sejak Maret 2020, sementara penambang juga telah menjual selama beberapa minggu terakhir di tengah tindakan keras China terhadap penambangan Bitcoin.