Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mantul! Residu Pupuk Anorganik Kebun Sawit Paling Rendah

Mantul! Residu Pupuk Anorganik Kebun Sawit Paling Rendah Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada umumnya, kegiatan pertanian menggunakan pupuk kimia seperti pupuk nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), serta menggunakan pestisida. Berdasarkan data FAO (2013) diketahui, negara-negara yang paling tinggi menggunakan pupuk untuk pertaniannya adalah negara-negara kawasan Eropa (yang juga merupakan produsen minyak bunga matahari, minyak rapeseed, dan minyak kedelai).

Penggunaan pupuk yang tinggi umumnya berkolerasi dengan polusi residu pupuk, baik di tanah maupun di air.

Baca Juga: Dari Sulawesi Barat, Produk Turunan Sawit Ini Berlayar ke Gresik

"Konsumsi pupuk setiap hektare lahan pertanian Indonesia termasuk di dalamnya perkebunan kelapa sawit masih relatif rendah. Penggunaan pupuk yang relatif rendah tersebut berarti juga polusi residu pupuk lebih rendah," seperti dikutip dari laman Palm Oil Indonesia.

Untuk membandingkan minyak nabati mana yang paling banyak menggunakan pupuk sehingga menghasilkan polusi air dan tanah yang lebih besar, dapat dihitung atas dasar yang sama, yakni konsumsi pupuk dan polusi tanah dan air (residu) untuk menghasilkan setiap ton minyak nabati.

Data FAO mencatat, minyak kedelai merupakan jenis minyak nabati yang paling tinggi menggunakan pupuk N, P, K, pestisida maupun energi fosil. Urutan kedua yakni minyak rapeseed. Akibatnya, polusi residu pupuk dan pestisida di dalam tanah dan air juga lebih tinggi pada perkebunan penghasil minyak kedelai dan minyak rapeseed.

Sementara itu, minyak sawit menggunakan pupuk, pestisida, dan energi fosil yang relatif rendah sehingga polusi residu ke dalam tanah dan air di perkebunan kelapa sawit juga relatif rendah.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: