Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penumpang KRL Jabodetabek Dilaporkan Turun hingga 20 Persen

Penumpang KRL Jabodetabek Dilaporkan Turun hingga 20 Persen Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT KAI Commuter mencatat jumlah pengguna jasa angkutan KRL Commuter Line Jabodetabek di akhir pekan ini, Sabtu, mencapai 231.984 orang, atau turun 20 persen dibanding waktu yang sama pekan lalu yaitu 287.624 orang.

"Meskipun terjadi penurunan, KAI Commuter tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan baik di stasiun maupun di dalam KRL," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, kemarin.

Baca Juga: Perjalanan KRL Kembali Normal, Penumpang Diminta Tetap Atur Jam Perjalanan

Anne mengatakan, KAI Commuter juga terus melaksanakan tes usap antigen acak kepada para calon pengguna KRL. Ia menyebutkan sebanyak 97 orang calon pengguna KRL mengikuti tes acak antigen yang dilaksanakan di enam stasiun, lima di antaranya reaktif.

Kelima orang tersebut dilarang naik KRL dan dilaporkan ke puskesmas setempat untuk ditangani lebih lanjut.

"Tes acak antigen yang dilakukan KAI Commuter ini dilakukan sebagai upaya melindungi masyarakat yang masih harus beraktivitas menggunakan KRL serta para petugas di lapangan," ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat yang masih harus beraktivitas di luar rumah dengan menggunakan KRL adalah mereka yang benar-benar memiliki kepentingan mendesak. Para pengguna KRL juga selalu diimbau untuk selalu menerapkan protokol kesehatan baik di dalam KRL maupun di area stasiun.

KAI Commuter juga hendak mengingatkan bahwa sejak Juni tahun lalu kami telah mengeluarkan larangan bagi anak di bawah usia lima tahun (balita) untuk menggunakan KRL. Selain itu, kepada para orang tua agar tidak membawa anak-anaknya terutama yang balita untuk naik KRL.

"Mari jaga kesehatan anak-anak kita dengan tetap beraktivitas dari rumah yang lingkungan dan kebersihannya dapat sepenuhnya diawasi," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: