Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akankah Vaksinasi Covid-19 Melindungi Kita dari Varian Delta?

Akankah Vaksinasi Covid-19 Melindungi Kita dari Varian Delta? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, London -

Virus Corona penyebab Covid-19 terus bermutasi dan menghasilkan varian-varian baru yang unik dengan karakteristiknya sendiri. Sejauh ini sudah ada 11 varian virus corona yang berhasil diidentifikasi dan diberi nama oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kesebelas varian itu diberi nama sesuai alfabet Yunani, yaitu Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon, Zeta, Eta, Theta, Iota, Kappa, dan Lambda.

Baca Juga: Bukan Batuk, Ini Gejala Paling Khas dari Varian Delta

Salah satu varian yang kini menjadi perhatian adalah varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India. Varian Delta juga telah dikonfirmasi menyebar di Indonesia. Namun perlu pemahaman yang baik soal varian Delta, jadi apa itu?

Varian Delta, juga dikenal sebagai garis keturunan B.1.617.2, adalah versi Sars-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Ini pertama kali terdeteksi di India akhir tahun lalu dan mengandung mutasi pada gen yang mengkode protein lonjakan yang digunakan virus untuk memasuki sel dalam tubuh.

Menurut Public Health England (PHE), ini telah memberikan varian Delta dengan transmisibilitas yang 50% -60% lebih tinggi dari varian virus Alpha. Profesor Wendy Barclay dari Imperial College London mengatakan varian Delta tampaknya memungkinkan peningkatan jumlah virus menumpuk pada orang yang terinfeksi sehingga mereka mengeluarkan lebih banyak untuk menginfeksi orang lain.

Seberapa cepat penyebarannya di Inggris?

Varian Delta pertama kali muncul di Inggris pada akhir April dan dengan cepat menjadi versi dominan Covid-19 di seluruh Inggris. Hingga minggu lalu, 94% kasus baru dikaitkan dengan varian Delta.

Ada juga kekhawatiran bahwa vaksin saat ini kurang mampu melindungi terhadap varian tersebut, meskipun angka PHE terbaru menunjukkan dua dosis dari kedua vaksin masih sangat efektif terhadap rawat inap: 96% untuk Pfizer/BioNTech dan 92% untuk Oxford/AstraZeneca.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: