Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banyak Kesalahan Netanyahu di Masa Lalu, Orangnya Bennett: Hubungan Akan Kami Perbaiki

Banyak Kesalahan Netanyahu di Masa Lalu, Orangnya Bennett: Hubungan Akan Kami Perbaiki Kredit Foto: Reuters/Ronen Zvulun
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Sangat diragukan bahwa pemerintahan baru di Israel akan membawa perubahan besar baik dalam hubungannya dengan Amerika Serikat (AS) atau sikapnya terhadap Palestina. Negara Yahudi tetap menjadi sekutu nomor satu Washington di wilayah yang bergolak dan penyeimbang Iran (mengingat bahwa Israel secara luas diyakini memiliki senjata nuklir).

Sikap bipartisan tentang hubungan dengan Israel telah rusak di AS, menteri luar negeri baru Israel Yair Lapid mengatakan kepada mitranya dari Amerika Anthony Blinken selama pertemuan di Roma, Minggu (27/6/2021) kemarin.

Baca Juga: Jenderal Iran Pamer Drone-drone yang Punya Jangkauan 7.000 Km, Amerika hingga Israel Panik!

"Dalam beberapa tahun terakhir, kesalahan dibuat. Kami akan memperbaiki kesalahan itu bersama-sama," kata Lapid, dikutip dari Sputnik News, Senin (28/6/2021).

Juga selama pertemuan itu, Blinken menegaskan kembali "komitmen AS terhadap keamanan Israel" dan dukungannya untuk upaya normalisasi di kawasan itu. Pasalnya, beberapa negara Arab --UEA, Bahrain, Maroko dan Sudan-- baru-baru ini memilih untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Yahudi. Negara.

Lapid juga mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan anggota parlemen AS dari kedua partai politik dan "mengingatkan mereka semua bahwa Israel berbagi nilai-nilai paling dasar Amerika --kebebasan, demokrasi, pasar bebas, pencarian konstan untuk perdamaian."

Kedua belah pihak tidak dapat menghindari "topik hangat" yaitu pembicaraan yang sedang berlangsung tentang menghidupkan kembali kesepakatan Iran 2015 yang dibatalkan oleh pemerintahan sebelumnya pada 2018, menampar Teheran dengan sanksi ekonomi yang keras.

Selama bertahun-tahun, Israel telah membunyikan alarm tentang program nuklir tetangganya, menuduh Teheran diam-diam mengembangkan senjata nuklir (yang dibantah Iran).

Diplomat top Israel mengatakan kepada Blinken bahwa Israel memiliki "beberapa keberatan serius" mengenai pembicaraan Wina tentang kebangkitan JCPOA, tetapi gagal menjelaskannya di depan umum.

"Kami percaya cara untuk membahas perbedaan pendapat itu adalah melalui percakapan langsung dan profesional, bukan dalam konferensi pers," kata Lapid.

Sementara Lapid berbicara tentang kesalahan masa lalu, Israel di bawah Benjamin Netanyahu menikmati hubungan yang sangat hangat dengan pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: